Jakarta (www.pilar.id) – Sampai kuartal ke tiga, yaitu hingga 30 September, Hulu Migas mengalami perlambatan pekerjaan. Ini terjadi karena lonjakan Covid-19 sekitar bulan Juli hingga Agustus 2021.
Dampak yang paling terasa adalah pengembangan sumur yang direncanakan 616 sumur, namun yang terlaksana hanya 18 pengembangan.
Penjelasan ini disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers atas kinerja Hulu Migas, Selasa (19/10/2021).
“Meski begitu, dalam pencapaian kinerja utama, pada bagian Lifting Migas, Hulu Migas hampir menyentuh target. Dengan target 1,712 juta barel minyak per tiap hari dan yang mampu di produksi mencapai 1,640 juta barel minyak per tiap hari, jadi kinerja dalam produksi Lifting Migas mencapai 96 persen,” jelas Dwi Soetjipto.
Tak hanya itu, lanjutnya, penerimaan negara terhadap industri Hulu Migas mencapai 9,53 Miliar Dollar AS atau mencapai 131 persen dari target setahun.
Hal itu disebabkan adanya kenaikan harga minyak dan gas bumi di tahun 2021, setelah setahun kemarin mengalami penurunan secara signifikan.
“Pada Agustus sampai September 2021 ada lonjakan harga minyak dunia, saat musim panas kemarin,” ujar Dwi.
Di sisi lain, dalam data SKK Migas mencatat jika investasi sampai akhir September 2021 mencapai 7,9 miliar AS atau sebesar 64 persen, dari target sebesar 12,38 milliar dolar AS. (jel)