Sampit (pilar.id) – Terowongan Nur Mentaya tumbuh menjadi ikon baru di Kota Sampit, Kalimantan Tengah. Selain jadi jawaban tempat wisata alternatif, kawasan ini diharap mendukung perekonomian masyarakat.
“Dengan adanya terowongan ini kami berharap kawasan ini akan menjadi hidup. Banyaknya orang yang singgah, menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat membuka usaha di sini,” kata Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), Halikinnor, Minggu (11/12/2022) pagi.
Terowongan Nur Mentaya adalah sebutan untuk kawasan yang meliputi Jalan Tjilik Riwut dari Bundaran Adipura atau Bundaran Jalan Samekto, melintasi Bundaran Tjilik Riwut hingga pintu gerbang Sampit di depan Stadion 29 November Sampit.
Halikinnor mengatakan, saat ini terdapat 172 lampu yang dipasang di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan.
Di sisi atas, terdapat ornamen berbentuk ikan jelawat yang dibuat melengkung ke tengah jalan, sehingga saat lampu menyala dari kejauhan terlihat seperti terowongan yang indah.
Dikatakan pula, ke depan, terowongan ini akan tumbuh menjadi ikon kebanggaan masyarakat Sampit.
Terowongan Nur Mentaya juga diharap bisa menjadi lokasi baru untuk berwisata dan bersantai. Dampaknya, ada perputaran ekonomi yang kemudian mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Nanti jika sudah siap, jalan ini kita tutup saat hari Minggu untuk kita jadikan kawasan car free day sehingga masyarakat bisa menikmati suasana santai, sekaligus untuk mendukung ekonomi masyarakat kita,” ujarnya.
Untuk menjaga agar lampu di sepanjang Terowongan Nur Mentaya tetap menyala, dia berencana membagi tanggung jawab kepada setiap organisasi perangkat daerah dalam merawat lampu-lampu hias tersebut.
Halikinnor juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat Terowongan Nur Mentaya. Sangat disayangkan jika sampai ada yang merusak, lanjutnya, apalagi mencuri aset di kawasan terowongan itu.
“Nanti kita bangun posko Satpol PP di sini untuk memudahkan petugas mengawasi kawasan Terowongan Nur Mentaya. Saya mengajak masyarakat juga membantu pemda dalam merawat dan menjaga ini,” kata Halikinnor.
Sementara sambutan luar biasa ditunjukkan masyarakat dengan diresmikannya Terowongan Nur Mentaya. Mereka merasa bangga dan berterima kasih kepada pemerintah karena kini ada ikon baru yang menjadi kebanggaan warga Sampit.
“Terlepas ada sebagian kecil yang tidak sependapat, saya rasa itu wajar. Tapi saya pribadi merasa senang dan bangga, saya tidak menyangka daerah kita juga bisa keren seperti ini,” kata Dian, warga Sampit.
Warga lainnya juga berterima kasih karena kawasan yang dulunya gelap dan sepi, kini berubah gemerlap dan ramai. Ini sangat menarik bagi masyarakat lokal maupun warga luar daerah yang melintasi Terowongan Nur Mentaya yang lokasinya di jalur Trans Kalimantan Poros Selatan tersebut. (usm/hdl)