Semarang (pilar.id) – Cuaca ektrem mengakibatkan tinggi ombak di pantai utara dan selatan Jawa mencapai 4 meter.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng Fendiawan Tiskiantoro telah menyurati Himpunan Nelayan Seluruh Indonesaia (HNSI) dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Tengah agar para nelayan menunda memberangkatkan kapal mengingat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
Kondisi cuaca ekstrem dan ombak tinggi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan.
“Kepada semua Kepala Pelabuhan Perikanan dan Syahbandar Perikanan diminta untuk memantau aktivitas kapal penangkap ikan di pelabuhan. Bila kondisi cuaca tidak memungkinkan maka penerbitan surat persetujuan berlayar (SPB) ditunda hingga cuaca normal kembali dan memungkinkan kapal untuk berangkat,” ujarnya, Kamis (5/1/2023).
Fendi mengatakan, sekitar 90 persen kapal nelayan di Cilacap tidak melaut. Sementara yang kini belum melabuh di kampung asal, memilih bertahan di Pantai Pacitan dan Sendang Biru Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan, di pantura sebanyak 70 persen kapal bersandar di kolam pelabuhan dan berlindung di pulau terdekat sembari menunggu cuaca kembali membaik. Di antaranya di Legon Bajak Karimunjawa.
Pihaknya juga telah memberikan bantuan sembako kepada nelayan di Kota Semarang yang mana juga terjadi kondisi ombak tinggi sehingga tidak melaut.
“Kemarin kami bantu 146 paket sembako untuk keluarga nelayan di Kelurahan Tambaklorok Semarang,” jelas Fendi.
Akibat cuaca buruk, jumlah tangkapan nelayan menurun, di mana pada November 2022, tangkapan nelayan hanya 12.397 ton.
Angka itu turun sebanyak 64,61 persen dibandingan November tahun 2021 di mana tangkapan ikan kala itu masih mencapai 35.031 ton.
Sedangkan, produksi penangkapan ikan pada Desember masih dalam penghitungan, di masing-masing pelabuhan.
Di sisi lain, pihaknya terus memantau informasi cuaca dari BMKG yang kemudian diteruskan kepada pemilik kapal dan nelayan. (ade)