Surabaya (Pilar.id) – Dalam dunia kerja atau dalam bermasyarakat. Seseorang perlu mebranding dirinya dalam menciptakan nilai diri kepada lingkungan kerja atau lingkungan masyarakat atau yang biasa disebut Personal Branding.
Personal Branding merupakan proses pembentukan persepsi masyarakat atau publik terhadap aspek yang dimiliki seseorang, meliputi kepribadian, kemampuan, nilai, serta persepsi positif yang ditimbulkan atau ada dalam diri individu.
Seperti yang disampaikan oleh Diah Arinatus Safifah, seorang praktisi media, MC, serta seringkali menjadi pemateri pada beberapa event peagent mengenai Personal Branding. Ia menyampaikan, membangun Personal Branding itu sangat penting, dikarenakan dalam dunia kerja atau professional, branding sangat mempengaruhi presepsi atau pandangan orang lain terhadap seseorang.
“Personal Branding, menurut saya sangat penting, karena dari branding itu memperilhatkan karakter kita seperti apa, Dalam duni kerja, jika semakin besar personal brandingnya, maka value kita di mata orang juga semakin tinggi,” ujar wanita asal Bojonegoro ini.
Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari adanya Personal Branding, diantaranya
1. Meningkatkan Kredibilitas dan Kepercayaan diri.
Personal branding yang dibangun dapat secara nyata diimplementasikan dikehidupan sehari-hari, sehingga kredibilitas menjadi meningkat. Usahakan apa yang ditampilkan di sosial media selaras dengan kehidupan sesungguhnya. Tak ada unsur menutupi atau berbohong.
2. Memperluas Koneksi
Memiliki personal brand yang kuat dapat membantu seseroang untuk memperluas dan membangun koneksi dengan orang-orang berbagai bidang.
3. Bernilai lebih tinggi
Jika personal branding seseorang sudah bersinar, nilai jual pun ikut meroket. Artinya dalam kariri bisa mendapatkan penghasilan lebih tinggi karena telah menjadi professional dari adanya personal branding yang dibangun selama ini.
Lantas hal sederhana apa yang bisa dilakukan dalam Personal Branding? Arin nama panggilannya menyebut. Jika Personal Branding yang sederhana, dapat dimulai dari kebiasaan sehari-hari yang dapat membentuk sebuah karakter yang dapat dilihat oleh orang lain terhadap kita.
“Menurtku, jika membranding diri dengan sensasi atau tak sesuai dengan kepribadiannya itu tidak bekerja, karena akan menimbulkan dampak dibelakang. Seperti bisa saja tiba-tiba karirnya merosot karena kebohongan yang dia buat,” ucapnya.
Tak hanya itu, dalam membangun Personal Branding tak hanya satu bagian saja yang dibangun. Namun harus secara keseluruhan. Baik secara misi, visi, value, kepribadian, serta lainnya. Branding mencakup keseluruhan.
“Branding itu harus dari ujung rambut hingga kaki. Satu aja, itu kurang, karena orang akan melihat kita secara utuh. Tak hanya membranding diri dari sosmed, tetapi di kehidupan nyata juga harus branding, jadi semua sama. Tidak bisa hanya satu point,” jabar wanita 24 tahun ini saat dihubungi oleh Pilar.id
Membangun Personal Branding tak hanya di lingkup dunia pekerjaan, namun juga harus dibangun dalam kehidupan bermasyarakat. Arin menjelaskan, membangun personal branding di masyarakat, dapat dimulai dengan berusaha memanusiakan manusia. Ia melihat fenomena dimasyarakat kini, baik di sosial media maupun kenyataan. Seseorang atau kelompok masyarkat seringkali mudah dalam mejustifikasi, mengadu domba dan sebagainya
“ Dengan menerapkan norma masyarakat yang memanusiakan manusia, bisa sebagai branding seseorang di lingkungan masyarakat,” pungkasnya. (jel)