Semarang (pilar.id) – Kota Semarang yang terkenal dengan kerukunan keragaman agama dan etnis diwujudkan dalam acara tradisi Ketuk Pintu jelas Imlek 2023.
Ketuk Pintu merupakan tradisi pembukaan bagi etnis Tionghoa dalam menyambut Imlek tiba. Kali ini digelar di klenteg tertua di Semarang Tay Kek Sie Gang Baru Pecinan.
Dalam tradisi Ketuk Pintu di Imlek tahun ini menggunakan tradisi selametan ala Jawa, juga dihadiri oleh perwakilan pemuka umat beragama dan Plt Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita.
Tradisi Ketuk pintu dilakukan untuk mengawali Pasar Ji Kau Meh di kawasan Pecinan, Kota Semarang. Pasar Ji Kau Meh atau pasar malam kembang tahun ini akan berlokasi di Pasar Gang Baru.
Ketua Kopi Semawis, Harjanto Halim menuturkan arti makna selamaten tradisi Ketuk Pintu Imlek dengan tumpengan ala Jawa.
Ia menyatakan, meski tradisi Imlek berasal dari China namun dalam perayaan juga ada di Indonesia. Maka kembali untuk menyesuaikan dengan budaya adat istiadat leluhur lokal.
“Meski kita orang Tionghoa tinggal di Pecinan, tapi ini di Indonesia. Doa restu tidak hanya di dewa-dewa Klenteng tapi di bumi Indonesia, ada slametan juga secara Jawa secara Islam juga dilakukan. Doanya juga baik semua,” kata Harjanto, Sabtu 14 Januari 2023.
Selain berdoa dengan cara selametan Jawa, tak mengurangi makna Imlek juga dilakukan doa dan penyalaan lilin di di kelenteng Tay Kak Sie.
Berikutnya, adalah membawa terong susu dan tebu untuk dibagikan ke kelenteng-kelenteng yang ada di kawasan Pecinan.
Terong susu yang berwarna kuning dan berbentuk seperti susu sapi diharapkan dapat membuat rejeki bisa selalu tersisa dan tidak kekurangan.
“Kita keliling klenteng bagi tebu dan terong susu. Maknanya tebu antep ing kalbu. Dan juga beranak pinak rasanya manis tumbuh subur berkembang, jadi tahun ini diharapkan juga sama dan manis, tahun pertumbuhan untuk kita,” jelas Harjanto.
Di iringi musik tarian barongsai, para rombongan tokoh masyarakat kemudian berjalan kaki dari kelenteng Tay Kek Sie menuju ke Pasar Gang Baru memyambangi klenteng sekitar.
Plt Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita menjelaskan, rangkaian ini merupakan permulaan atas mulainya pasar Semawis untuk menyambut tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 22 Januari.
Ia juga menjelaskan pasar Semawis akan kembali dibuka di hari sebelum Imlek atau tanggal 19 Januari hingga 20 Januari 2023.
Untuk lokasi yang dikembalikan di Gang Baru seperti masa lampau, dan sudah disepakti dengan warga Pecinan. Hal itu untuk mengembalikan ‘roh’ dari Pasar Semawis yaitu Malam Ji Kau Meh atau Malam Kembang.
“Tahun ini Pasar Semawis di Gang Baru untuk mengembalikan lagi rohnya dengan Ji Kau Meh, yaitu belanja di pasar Gang Baru, beli kue Keranjang, Terong Susu yang akan dibagikan, belanja daging, sayur yang akan dimasak yang akan dimakan bersama tanggal 21 malam,” jelas Ita.
Upaya ini seperti mengembalikan lagi tradisi ke asalnya. Tradisi tersebut memang diadakan dua malam sebelum Sincia.
Kemudian pada malam sebelum Imlek atau tahun ini yaitu pada tanggal 21 Januari malam akan diadakan tradisi makan bersama yaitu Tuk Panjang.
Sebelum menggelar makan bersama Tuk Panjang, warga Pecinan sore harinya akan belanja di pasar Gang Baru kemudian dibagikan pada masyarakat di sekeliling di Pecinan untuk dilakukan pembagian dan dimasak.
Hidangan masakan akan dimakan bersama dalam sebuah meja panjang atau Tuk Panjang pada tanggal 21 Januari 2023 malam.
“Diharapkan ini merupakan salah satu bagaimana kita mengembalikan lagi sejarah yang mungkin tidak ada di kota lain,” kata Mbak Ita. (Aam)