Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob di wilayah pesisir.
Peringatan ini diberikan setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak memprediksi akan terjadi kenaikan air laut yang signifikan.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, mengungkapkan bahwa langkah antisipasi telah dilakukan untuk mewaspadai banjir rob yang sering terjadi di pesisir Surabaya, terutama pada malam hari.
BPBD Surabaya telah menggelar patroli rutin setiap malam, dimulai dari kawasan barat seperti Romokalisari dan Tambak Sarioso, hingga menyusuri sungai-sungai di kawasan utara dan timur kota.
“Biasanya banjir rob terjadi pada pukul 22.00 WIB dan surut sekitar pukul 01.00 WIB,” jelas Hebi.
BPBD juga telah menyiapkan peralatan evakuasi seperti perahu, tempat pengungsian, dan pompa air untuk mengatasi banjir rob jika merendam rumah warga. Tim BPBD memprioritaskan kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia, anak-anak, dan mereka yang sedang sakit.
Selain itu, sosialisasi kepada RT/RW dan warga setempat telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya banjir rob.
Hebi mengimbau warga untuk tidak mendirikan bangunan dekat dengan pantai atau sungai, dan mengganti tambak yang menghalangi air rob dengan tanaman mangrove yang efektif mencegah masuknya air laut.
Fenomena Bulan Purnama Perburuk Banjir Rob
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak, Sutarno, menjelaskan bahwa banjir rob diprediksi terjadi antara 12 hingga 18 Desember 2024, dengan puncak ketinggian air terjadi pada malam hari antara pukul 19.00 hingga 23.00 WIB.
Peringatan ini dikeluarkan terkait fenomena bulan purnama yang bersamaan dengan musim hujan, yang diperkirakan meningkatkan tinggi banjir rob.
Sutarno juga mengimbau agar warga membersihkan saluran air untuk mencegah penumpukan air yang dapat memperburuk kondisi banjir. Ia memprediksi ketinggian air rob bisa mencapai 150 sentimeter di beberapa lokasi, termasuk di Jalan Kalianak dan Krembangan.
BMKG Maritim Tanjung Perak mencatat tiga wilayah pesisir yang berpotensi terdampak, yaitu Pelabuhan Tanjung Perak dengan ketinggian air 130-150 cm, Surabaya timur dengan ketinggian 130-140 cm, dan Surabaya barat dengan ketinggian 120 cm.
Banjir rob ini diperkirakan mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, terutama untuk kapal roro yang memuat kendaraan.
Sutarno juga menambahkan bahwa banjir rob akan terjadi dua kali dalam sebulan ini, dengan puncak kedua diprediksi pada akhir Desember 2024. “Puncak hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2025,” pungkasnya. (rio/hdl)