Solo (pilar.id) – Senin (18/9/2023), sebanyak 45 armada pemadam kebakaran dari berbagai pihak dikerahkan untuk mengatasi kebakaran yang terus berlangsung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta (Solo).
Kebakaran ini diperburuk kondisi angin dan sampah yang mudah terbakar. Kebakaran di TPA Putri Cempo, yang berada di perbatasan antara Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, menjadi perhatian serius bagi semua pihak, termasuk wilayah sekitar Solo Raya.
Upaya pemadaman dan pendinginan melibatkan berbagai tim lintas instansi di kawasan Solo Raya, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, BPBD Kabupaten Sragen, BPBD Kabupaten Klaten, dan BPBD Kabupaten Sukoharjo. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta juga turut serta dalam upaya penanganan kebakaran sampah ini.
Selain itu, tim pemadam kebakaran (Damkar) dari berbagai kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, seperti Magelang, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Semarang, Sragen, Salatiga, Wonogiri, dan Karanganyar, serta dari Kabupaten Sleman dan Bantul di Provinsi DI Yogyakarta juga telah dikerahkan. Selain itu, armada water canon yang dimiliki oleh Polres Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali juga turut ambil bagian dalam upaya pemadaman ini.
Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta melaporkan bahwa sekitar 200 warga dari 70 rumah tangga di RT 03 RW 30 Kelurahan Mojosongo terdampak oleh asap dari kebakaran ini.
Dampak buruk terhadap kesehatan muncul karena asap sampah yang terbakar telah mengganggu beberapa kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia, yang mengalami gangguan pernapasan akibat kemungkinan terpapar asap tersebut. Puskesmas Mojosongo telah memberikan layanan kesehatan kepada warga yang terdampak.
Untuk mencegah dampak buruk pada kesehatan lebih lanjut, Satpol PP Kota Surakarta, PMI, dan Dinas Kesehatan telah mendistribusikan masker kepada warga dan menganjurkan mereka untuk sementara waktu mengungsi, mengingat jarak antara lokasi kebakaran dengan pemukiman hanya sekitar 50 meter.
Namun, tidak semua warga bersedia mengungsi, dan beberapa dari mereka memilih tinggal di rumah mereka masing-masing karena merasa aman.
Permintaan Water Bombing dari BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menerima permintaan dari Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, terkait dukungan water bombing untuk membantu dalam pemadaman kebakaran sampah di TPA Putri Cempo yang telah berlangsung sejak Sabtu (16/9/2023). BNPB akan memberikan dukungan penuh dalam upaya pemadaman dengan water bombing jika hal tersebut diperlukan.
“Kami (BNPB) telah menerima permintaan dari Jawa Tengah, khususnya dari Kota Surakarta, untuk mendukung pemadaman kebakaran di TPA Putri Cempo melalui water bombing. Tentu saja, kami akan memberikan dukungan untuk segala upaya penanganan kebakaran hutan, lahan, dan sampah serta peristiwa lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Fajar Setyawan, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, dalam Apel Pagi Penanggulangan Bencana (PB) di Kantor BNPB pada Senin (18/9/2023).
“Karena musim kemarau saat ini sangat rawan terjadi kebakaran di lahan, hutan, dan sampah, seperti yang terjadi sebelumnya di TPA Sarimukti dan Cirebon beberapa waktu lalu,” tambahnya.
Fajar Setyawan juga mengimbau kepada semua pihak untuk tetap waspada terhadap faktor-faktor lain yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan, mengingat musim kemarau diperkirakan akan berlangsung beberapa waktu ke depan.
Upaya seperti pemantauan dan patroli rutin di wilayah yang rentan terhadap kebakaran sangat penting. Selain itu, ia juga mengajak seluruh stakeholder untuk terus berkoordinasi dalam upaya pengendalian dan percepatan penanganan darurat bencana di seluruh Indonesia.
“Koordinasi antar lembaga dan stakeholder harus terus ditingkatkan. Ini sangat penting agar kita dapat mengendalikan dan menangani darurat bencana seefektif mungkin,” pungkas Fajar. (hen/ted)