Jakarta (pilar.id) – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil mengamankan 18 terduga teroris selama periode bulan Oktober 2023. Penangkapan ini dilakukan di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Sumatra Barat, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Kalimantan Barat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, mengungkapkan bahwa terduga teroris yang berhasil ditangkap berasal dari berbagai kelompok teroris, termasuk Anshor Daulah dan Jamaah Islamiyah.
Penangkapan dimulai pada 2 Oktober 2023 di Sumatra Barat, di mana seorang terduga teroris dengan inisial RA ditangkap. Terduga ini memiliki peran sebagai penyebar propaganda di media sosial.
Kemudian, pada tanggal 5 Oktober 2023, di wilayah Jawa Barat, seorang terduga teroris dengan inisial AT berhasil ditangkap. Dia merupakan anggota kelompok teroris Anshor Daulah (AD).
Penangkapan berikutnya terjadi pada tanggal 15-16 Oktober 2023, di mana Densus 88 berhasil mengamankan lima pelaku yang berperan sebagai anggota kelompok Jamaah Islamiyah, antara lain HN, MA, IW, AS, AN.
Pada tanggal 18 Oktober 2023, penangkapan kembali dilakukan di wilayah Lampung, dengan berhasil mengamankan empat terduga teroris, yaitu MA, AZ, IS, dan S. Mereka juga merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Sehari berikutnya, tanggal 19-23 Oktober, Densus 88 Antiteror Polri melanjutkan operasi mereka di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil mengamankan enam pelaku yang juga merupakan anggota kelompok Anshor Daulah, antara lain M, I, BH, RM, M, MIW.
Penangkapan terakhir terjadi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pada tanggal 19 Oktober, dengan satu terduga teroris yang memiliki peran sebagai penyebar propaganda di media sosial, dengan inisial UH.
Brigjen Ramadhan menekankan bahwa Densus 88 Antiteror Polri terus berupaya melakukan tindakan preventif untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi teror di Indonesia. Meskipun tidak ada peningkatan ancaman tindak pidana terorisme, Densus 88 tetap bekerja keras untuk menjaga keamanan dalam negeri dan mencegah potensi ancaman teror. (usm/ted)