Semarang (pilar.id) – Hendrar Prihadi resmi lantik jabatan rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang baru Prof Dr S Martono MSi.
Prof Dr S Martono MSi sebagai rektor Unnes untuk masa jabatan lima tahun kedepan yakni periode 2023 hingga 2028 meggantikan Prof Farhur Rokhman.
Sebagai rektor bru, S Martono dilantik Hendrar Prihadi selaku Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Gedung Auditorium Prof Wuryanto, Sekaran, Senin 13 Maret 2023.
Pelantikan ini dipimpin langsung oleh Ketua MWA Unnes Dr Hendrar Prihadi SE MM dan disaksikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang diwakili Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie PhD, Ketua Senat Akademik Universitas (SAU) UNNES Dr Ir Sucipto MT IPM serta jajaran pejabat di lingkungan Unnes.
Ketua MWA Unnes Dr Hendrar Prihadi mengatakan pelantikan ini menjadi bagian penting dalam upaya pengembangan UNNES untuk mewujudkan visinya sebagai Universitas Berkelas Dunia Pelopor Kecemerlangan Pendidikan yang Berwawasan Konservasi.
“Saya meyakini terpilihnya Prof S Martono merupakan bagian penting dalam upaya pengembangan kampus yang berkesinambungan dan menjadi angin segar bagi Indonesia,” kata Dr Hendrar Prihadi.
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tersebut berharap, S Martono dengan tantangan baru pasca ditetapkannya UNNES sebagai PTN-BH mampu membawa Unnes lebih berprestasi.
Selain itu, mampu menjawab berbagai tantangan Unnes sebagai PTN-BH, Prof Martono sudah menyiapkan strategi diantaranya dari segi akademik, tata Kelola dan organisasi, hingga persoalan keuangan.
“Saya berharap bersama Prof Martono Unnes sebagai PTN-BH ke depan dapat melakukan akselerasi,” katanya.
Hendi, sapaan akrabnya menilai ada lima akselari yang bisa dilakukan rektor S Martono.
“Pertama mewujudkan kemandirian keuangan, peningkatan kualitas akademik, jaringan dan rekognisi internasional, mobilitas internasional, dan diversifikasi layanan Pendidikan,” jelasnya.
Sementara, Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie PhD menyampaikan Transformasi Unnes sebagai PTN-BLU menjadi PTN-BH merupakan momentum yang penting dan bersejarah karena bukan saja menandai perubahan status kelembagaan tetapi juga menandai pergeseran pola pikir.
“Perubahan pola pikir menjadi salah satu kunci agar sivitas akademik dapat menghasilkan sikap, perilaku dan kinerja yang sesuai dengan semangat otonomi dan kemandirian,” jelas Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie.
Untuk itu, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie berpesan dalam transformasi Unnes menjadi PTN-BH harus merubah budaya kerja.
“Dalam konteks ini ada tiga perubahan budaya kerja yang harus dikawal secara serius oleh Bapak Rektor Bersama organ universitas lain. Pertama adalah budaya kerja yang memberikan kepercayaaan yang tanggung jawab, harus mendorong terwujudnya budaya kerja yang kolaboratif, fleksibilitas dan adaptif. Oleh karena itu, Pek Rektor harus menjadikan budaya kerja sebagai instrumen mewujudkan perubahan agar UNNES dapat mencapai visinya,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Prof Martono mengatakan Unnes sebagaimana perguruan tinggi lain, menghadapi tantangan internal dan eksternal seiring meningkatkan tuntutan publik, perubahan sosial masyarakat, bangsa, dan negara, juga kemajuan teknologi di berbagai bidang.
Menurut Prof Martono, di balik tantangan itu terdapat peluang besar yang menanti Unnes. Oleh karena itu, Prof Martono mengajak seluruh sivitas akdemika Unnes untuk menghadapi secara positif dan optimis.
Untuk itu, Prof Martono meminta dukungan dari berbagai pihak agar Unnes dapat mewujudkan visi, misi, dan misinya.
“Unnes PTN-BH adalah kapal besar yang mengangkut berbagai amanah, mengangkut berbagai kepentingan, namun kita harus pastikan agar kapal besar ini berlayar menuju visi yang sama,” katanya. (Aam)