Semarang (pilar.id) – Proyek kabel tanam (ducting) untuk jenis fiber optic (FO) Pemerintah (Pemkot) Kota Semarang sudah mencapai tahap selanjutnya, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo) menjelaskan progres lebih lanjut.
Diskominfo telah melakukan rapat koordinasi persiapan penurunan kabel FO, di delapan ruas jalan Kota Semarang, di Ruang Rapat Kantor Diskominfo Lantai 3, Senin 13 Februari 2023.
Rapat yang membahas progres proyek kabel bawah tanah atau ducting itu dihadiri oleh Bagian Hukum Setda Kota Semarang, Bagian Kerjasama dan Organisasi Daerah Setda Kota Semarang, Dinas Perhubungan Kota Semarang, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Satpol PP Kota Semarang, KSO BPS Moratelindo dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang.
“Dalam rapat koordinasi ini membahas mengenai persiapan dan kendala yang ada dari masing – masing dinas dan rekanan terkait penurunan kabel FO di 8 (delapan) ruas jalan di Kota Semarang,” tulis laman Pemkot Semarang.
Seperti diketahui sebelumnya, progres proyek kabel bawah tanah di sejumlah jalan Kota Semarang dipertanyakan warganet.
Adapun gagasan proyek tersebut merupakan ide dari mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi
Kini Kota Semarang dipimpin Wali Kota baru yakni Hevearita G Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita.

Akun Instagram @semarangprojects mengunggah dua foto perbandingan kondisi pengerjaan proyek kabel bawah tanah pada 2022 di Jalan Pandanaran dan terbaru saat ini.
Proyek penanaman kabel ke bawah tanah (ducting) di kawasan jalan segitiga emas Semarang diketahuai menyerap anggaran mencapai Rp 600 miliar.
“Apa kabar proyek kabel bawah tanah? Proyek yang digagas pak @hendrarprihadi dan telah dikerjakan sekarang bagaimana progresnya ya? Lihat di jalan sih kabel masih melintang dan berseliweran, jalan pun bergelombang dan tidak rata, pating gronjal. Semoga dilanjutkan lagi oleh pihak-pihak berwenang cc Bu Walkot @mbakitasmg,” tulis @semarangprojects, Senin 13 Februari 2023.
Akun tersebut juga membandingkan dua foto dengan kondisi saat pengerjaan dan terbaru di Jalan Pandanaran.
Unggahan tersebut dikomentari oleh warganet dan mempertanyakan kelanjutan proyek tersebut.
Selama ini masyarakat banyak mengeluhkan kondisi jalan yang tidak rata akibat penambalan ulang dari proyek kabel bawah tanah tersebut.

“Kita masyarakatnya yang capek lihat begituan, ga ada kejelasan sebetulnya betulkah proyek kabel bawah tanah kah atau proyek gas negara kah ? atau proyek tanpa hasilkah? atau belum menemukan tender yang pas lagi untuk pengaspalan.” tulis akun Instagram @yan***.
“Mohon jalan di Kota Semarang di aspal ulang, karena banyak tambalan-tambalan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pengendara,” tulis akun @budi***.
Lebih jauh melansir laman dprdsemarangkota.go.id proyek tersebut dilakukan ground breaking pada 16 September 2023.
Proyrk tersebut menghabiskan anggaran mencapai Rp 634 miliar dalam perjanjian selesai enam bulan.
Pada saat itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman, Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menghadiri acara The ground Breaking and First Implementation Kerjasama Penyediaan Pelayanan Publik Prasarana Pasif Telekomunikasi Kota Semarang di Jalan Pemuda, Depan Lawang Sewu.
Selain itu juga hadir pula dalam acara tersebut Anggota Forkopimda Kota Semarang, Sekda Kota Semarang Iswar Aminudin, Ketua KSO BPS Moratelindo Resi Y Bramani, Wakil Dirut Moratelindo Jimmy Kadir, dan Dirut Bisnis Ritel & UUS Div. Syariah Hana Wijaya.
Ketua KSO BPS Moratelindo Resi Y Bramani mengatakan, program tersebut mendukung perkembangan Kota Semarang yang telah menjadi Kota Smart City terbaik di Indonesia.
“Total investasi dalam pengerjaan duckting kabel ini sebesar 634 miliar. Fase pembangunan pertama dilakukan sepanjang 29 Km, rencananya akan ada 7 menara komunikasi yang diselesaikan dalam kurun waktu secepatnya selama 6 bulan,” tulis laman DPRD Kota Semarang itu.
Adapun mantan Hendrar Prihadi yang saat itu masih menjabat Wali Kota Semarang dalam sambutannya menceritakan awal mula ide proyek penanaman kabel bawah tanah muncul pertama kali.
“Terbersit sebuah pemikiran untuk meletakkan seluruh kabel telekomunikasi di bawah tanah,” tulis laman DPRD Semarang Kota.
Untuk itu direalisasikan dengan kerja sama PT Moratelindo bekerja sama dengan Bhumi Pandanaran Sejahtera tanam. Proyek pengerjaan tersebut dijanjikan akan selesai dalam kurun waktu 6 bulan
Dengan begitu Kota Semarang diharapkan akan menjadi kota pertama yang menerapkan jaringan 5G.
Hal tersebut dilakukan untuk kemajuan Kota Semarang agar semakin hebat dan menjadi kota pariwisata yang bersaing dengan negara lainnya.
Penanaman kabel optik di dalam tanah oleh Pemkot Semarang yang dikerjakan BPS Moratelindo ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang telekomunikasi yang lebih berestetika. (daz)