Semarang (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengumumkan bahwa proses pendataan kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir sedang berlangsung. Setelah pendataan selesai, bantuan alokasi dari dana Belanja Tak Terduga (BTT) akan segera diberikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menjelaskan bahwa dalam fase pasca-banjir, pendataan kerugian akibat bencana dilakukan bersama jajaran instansi teknis terkait.
“BPBD Kota Semarang bertanggung jawab untuk melakukan assessment atau pendataan rumah yang rusak akibat banjir, serta kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan,” ujar Endro, Sabtu (23/3/2024).
Sebanyak tujuh rumah diketahui rusak akibat banjir. Selain itu, 38 rumah mengalami kerusakan parah karena tanah longsor dan tertimpa pohon tumbang. “Kami sedang menghitung nilai kerusakan rumah-rumah tersebut, setelah itu akan kami ajukan usulan BTT,” tambahnya.
Organisasi perangkat daerah (OPD) seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan pemerintah pusat juga terlibat dalam proses pendataan.
Kerusakan infrastruktur seperti Jalan Raya Kaligawe berada di bawah kewenangan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng – DIY, sementara Jalan Woltermonginsidi berada di bawah kewenangan provinsi.
Endro menyatakan bahwa setiap OPD teknis telah menghitung kerusakan infrastruktur akibat banjir. Pihaknya akan mengajukan usulan BTT untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
“Kerusakan jalan cukup merata karena genangan air mengakibatkan aspal mengelupas. Perbaikan jalan di wilayah perkotaan dan perkampungan akan menjadi tanggung jawab OPD sesuai dengan bidangnya,” jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menekankan pentingnya penanganan bencana secara kolaboratif. Ia menyatakan bahwa penanganan bencana membutuhkan partisipasi dari banyak pihak.
“Kolaborasi lintas instansi tidak hanya dalam distribusi logistik bantuan, tetapi juga dalam proses penanganan pasca-bencana untuk mempercepat pemulihan,” ucap Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Mbak Ita menegaskan bahwa pembersihan, rehabilitasi rumah, dan fasilitas umum akan dilakukan secara kolaboratif. Proses penanganan pasca-banjir akan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan pemulihan yang optimal. (usm/hdl)