Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Aksi Bersih Pasar Keputran dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon BPLH, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI, Ary Sudijanto, serta Sekretaris Kota (Sekda) Surabaya, Ikhsan.
Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bijak.
Aksi Bersih Pasar Keputran mengusung tema Pasar Bersih melalui Kelola Sampah dengan Bijak, Bersama Kita Dorong Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara.
Tema ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memerangi masalah sampah, terutama di pasar tradisional yang menjadi salah satu sumber timbulan sampah terbesar.
Pasar Sebagai Fokus Utama
Ary Sudijanto menjelaskan, pemilihan pasar sebagai lokasi HPSN 2025 dilatarbelakangi oleh tragedi Leuwigajah Cimahi 20 tahun silam, yang disebabkan oleh ledakan gas metan dari tumpukan sampah organik.
“Sampah organik dapat memicu dekomposisi anaerobik dan menghasilkan gas metan. Karena itu, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah dengan benar,” ujarnya.
Di Pasar Keputran, sampah dikumpulkan, dipilah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), dan dicacah untuk memudahkan pengolahan. Ary juga mengapresiasi Surabaya sebagai pionir dalam pengolahan sampah, di mana masyarakat, termasuk pelajar, turut berperan aktif.
Peran Aktif Generasi Muda
Sekda Ikhsan menyebutkan, kegiatan ini diikuti oleh 500 peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Putra-Putri Lingkungan, Tunas Hijau, PKK, dan Kader Surabaya Hebat (KSH).
“Generasi muda telah menunjukkan inisiatif luar biasa. Misalnya, melalui proyek Maggot BSF, mereka telah mengolah 15 ton sampah organik dalam setahun. Selain itu, limbah cangkang telur sebanyak 20,16 ton telah diolah menjadi pupuk, pigura, dan vas bunga sejak Februari 2024,” paparnya.
Hasil Aksi Bersih Pasar
Aksi Bersih Pasar Keputran berhasil mengumpulkan 1.034 kg sampah, terdiri dari 900 kg sampah organik dan 134 kg sampah non-organik. Sampah organik akan diolah menjadi kompos atau melalui maggot, sementara sampah non-organik akan diproses lebih lanjut.
Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, memberikan apresiasi tinggi kepada Surabaya atas inisiatifnya dalam pengelolaan sampah. “Inisiatif Surabaya ini belum ada di daerah lain. Kami berharap program pemilahan sampah organik dan non-organik dapat diimplementasikan di pasar-pasar lain,” ujar Hanif.
Selain di Surabaya, Aksi Bersih Pasar juga digelar serentak di tujuh daerah lainnya, yaitu Pasar Teluk Gong Jakarta Utara, Pasar Santa Jakarta Selatan, Pasar Kosambi Bandung, Pasar Lau Cih Medan, Pasar Jagasatru Cirebon, Pasar Merdeka Samarinda, dan Pasar Induk Minasa Maupa Makassar.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah semakin meningkat, serta menjadi langkah nyata menuju Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan. (usm/hdl)