Gunungkidul (pilar.id) – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Gunungkidul melakukan trauma healing bagi korban atap ambruk siswa SD Muhammadiyah Bogor Playen pada Selasa (8/11/2022) lalu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Dinsos-P3A Gunungkidul, Aris Winata mengatakan kondisi siswa yang terkena atap ambruk masih mengalami trauma, sehingga diperlukan pendampingan.
“Berdasarkan pertemuan dengan orang tua siswa korban atap ambruk, mereka sampai terganggu pola tidur dan kesehariannya,” ucap Aris, Rabu (9/11/2022).
Pihaknya akan menurunkan psikolog untuk penanganan trauma healing guna mengembalikan kondisi psikis anak-anak. Namun, proses trauma healing ini menunggu hingga penanganan medis seluruh siswa selesai dilakukan.
“Saat ini para korban masih dalam proses pemulihan medis. Nanti kalau secara medis sudah dinyatakan stabil, baru akan kami lakukan trauma healing,” katanya.
Sebelumnya, kejadian atap ambruk SD Muhammadiyah Bogor Playen bermula ketika salah seorang warga, Jumiran mendengar suara-suara besi yang patah, kemudian Jumiran melihat ke atas.
“Saat itu, saya melihat atap di lantai dua SD Muhammadiyah Bogor Playen tiba-tiba ambrol secara bergantian dan menimpa siswa yang tengah berada di dalam kelas,” paparnya.
Kejadian tersebut, menyebabkan 12 pelajar menjadi korban dengan satu mengalami luka serius dan satu meninggal dunia, sedangkan lainnya mengalami luka ringan.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah Bogor, Indah Suryani menyatakan aktivitas pembelajaran dihentikan sementara waktu, mempertimbangkan kondisi siswa yang menjadi korban.
“Kalau situasi sudah kondusif, aktivitas sekolah baru akan kami lakukan lagi,” tutur Indah. (riz/hdl)