Bontang (pilar.id) – Ajang Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2023 yang diadakan di Berlin pada 17 hingga 25 Juni lalu, menjadi kenangan tak terlupakan bagi Muhammad Yafie Eza Mahendra, atlet Tunagrahita asal Kota Taman, Bontang, Kalimantan Timur.
Dikenal dengan panggilan Eza, perjalanannya menuju Jerman untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut merupakan sebuah pencapaian gemilang. Lahir pada 29 Desember 1998 di Bontang, Eza tak pernah menduga bahwa keterampilannya dalam olahraga boling yang ditekuninya sejak 2018 akan membawanya keluar negeri, mengikuti Special Olympics World Summer Games (SOWSG) 2023.
Prestasi yang membanggakan adalah keberhasilan Eza dalam meraih medali emas melalui nomor unified sport cabang olahraga boling. Ia berpasangan dengan Muhammad Angga Reka Perdana dan berhasil mengumpulkan poin tertinggi, yakni 648, unggul atas peboling dari Austria dan Kazakhstan.
Prestasi gemilang ini memberikan kebahagiaan yang mendalam bagi keluarga Eza. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa anak istimewa mereka dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
“Sangat bahagia. Anak saya, yang mungkin di mata orang lain dianggap memiliki keterbatasan, ternyata bisa berprestasi. Ia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh banyak orang normal,” ungkap ibu Eza, Hartati, dengan penuh bangga.
Hartati mengenang saat guru Eza di SLB Negeri Bontang pertama kali menelepon dan meminta izin untuk melatih anaknya yang pada saat itu berusia 20 tahun dalam olahraga boling. Ternyata, sang anak sulung dari tiga bersaudara ini memiliki bakat yang luar biasa dalam olahraga tersebut. Eza berangkat ke Riau dan berhasil meraih juara pertama dalam Pekan Olahraga Tingkat Nasional (Pornas) Special Olympics Indonesia (SOIna) 2018.
“Dilatih untuk mengikuti Pornas SOIna di Riau dan ia berhasil meraih juara 1 di sana,” cerita Hartati dengan bangga.
Setelah sukses di Riau, Eza berencana untuk berkompetisi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Namun, rencana tersebut terpaksa ditunda karena berbagai alasan. Kegiatan olahraga boling Eza sempat mengalami henti sementara akibat pandemi Covid-19.
Namun, setelah pandemi mereda, Eza kembali aktif berlatih dan akhirnya berhasil meraih prestasi gemilang dalam Special Olympics World Summer Games 2023 di Berlin. Prestasi ini tak lepas dari kerja keras dan disiplin latihan Eza, serta dukungan penuh dari keluarga dan berbagai pihak terkait. Motivasi dan dedikasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjaga konsistensi Eza dalam bermain boling.
“Sebagai ibu, saya harus gigih dalam merayu agar ia tetap semangat berlatih. Terkadang, jika sudah bilang tidak ingin latihan, sulit untuk memintanya kembali,” ungkap Hartati.
“Hal yang menarik adalah, saat berada di tempat latihan, Eza menjadi begitu bersemangat. Ia merasa senang dan menikmati bermain boling. Anak istimewa seperti Eza akan menjadi sangat serius jika ia benar-benar menyukai sesuatu,” tambahnya dengan penuh kebanggaan. (mad/hdl)