Semarang (pilar.id) – Pengalaman keberhasilan Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita dalam mengatasi persoalan stunting dibagikan dalam seminar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) PDIP di Jakarta.
Persoalan stunting adalah permasalah tentang asupan gizi sejak dini, karenanya Mbak Ita berbekal buku resep karangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sebagai panduan dalam mengolah masakan untuk stunting.
Buku resep karya Megawati itu berisi tentang masakan yang bernilai gizi tinggi, murah dan udah untuk dipraktikan.
Hal itulah yang diadopsi oleh Mbak Ita dalam mengenalkan masakan bergizi atasi stunting pada tiap kelurahan dan kecamatan di Kota Semarang selama ini.
Dirinya dinilai berhasil membawa Kota Semarang menjadi salah satu daerah dengan angka penurunan stunting terbaik di Indonesia.
Mbak Ita lalu membagikan pengalamannya selama menangani stunting dalam kegiatan yang mengangkat tema Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual Pada Anak Dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Serta Mengantisipasi Bencana di Gedung Tribata, Jakarta Selatan.
“Mengutip dari buku resep masakan Ibu Megawati, bahwa masakan-masakan untuk mengatasi stunting itu mudah, murah, juga bisa disantap oleh semua keluarga,” katanya, saat jadi pembicara BPIP dan Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan.
Sebagai bukti, Mbak Ita mencontohkan apa yang ia implementasikan selma dua bulan melakukakan intervensi dengan memberi asupan gizi pada anak rentan resiko stunting.
“Dua bulan kami intervensi memberi makanan dari resep tersebut, dari 79 anak yang setiap hari di masakan menu-menu ini bisa turun sampai anak-anaknya ini yang turun adalah sekitar 20 orang,” katanya.
Sementara bagi ibu-ibu yang sakit atau yang kekurangan energi kronis dan sebagainya juga berdampak positip.
“Dari 12 orang ini bisa turun menjadi yang bebas sakit ini menjadi 6 orang,” katanya.
Mbak Ita juga berpendapat bahwa sebagai pimpinan daerah pihaknya tidak boleh jarkoni alias ngajari iso tapi ora iso nglakoni (bisa memerintah bisa menginstruksikan tapi tidak bisa mempraktikkan).
Karena itu pihaknya rutin menggelar program Dahsyat (Dapur Sehat Atasi Stunting) di kecamatan-kecamatan untuk mendemonstrasikan memasak makanan menu-menu penanganan stunting dengan bahan-bahan lokal yang mudah didapatkan masyarakat.
Di samping itu, Ita juga terus mendorong program dan inovasi lain yang mendukung seperti Kebun Gizi, Pelayanan Kesehatan Balita Gizi Buruk, hingga intervensi promotif pada ibu hamil.
“Insya Allah minggu depan kami juga akan melaunching Rumah Pelita (rumah penanganan stunting lintas sektor bagi baduta) Jadi kami buat semacam rumah penitipan atau daycare,” katanya.
Di situ nanti ada juru masaknya dan juga psikolog yang akan memeriksa bagaimana kondisi motorik serta IQ anak-anak stunting.
“Karena pasti anak stunting ini mempunyai kekurangan-kekurangan yang harus diobati. Sasarannya adalah anak-anak stunting dan orang tuanya tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan anaknya (karena sibuk berkerja misalnya),” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, mengungkapkan ada tiga tujuan utama dari kegiatan ini.
Pertama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila. Yang kedua untuk menggugah, menggali, dan menyebarkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana. Yang ketiga untuk merumuskan langkah-langkah pencegahannya.
“Hal ini tentunya bagian dari tanggungjawab semua pihak, untuk berupaya merealisasikannya, sesuai dengan tugas dan fungsi kelembagaan masing-masing, dengan tetap mendorong kerja-kerja gotong royong antar kelembagaan, sehingga semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila terjaga kehadirannya di semua bidang pembangunan nasional, terutama bidang-bidang prioritas yang mendorong terwujudnya pembangunan Sumberdaya Daya Manusia (SDM) Unggul,” tutur Yudian.
Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan adalah kegiatan hasil kolaborasi antara BPIP, BKKBN, KemenPPPA, Kementerian PANRB, dan BRIN.
Kegiatan kolaborasi ini dilaksanakan secara luring dan daring dan juga dihadiri Menteri dan Lembaga yang terlibat serta Kepala Daerah yang berhasil menangani stunting di Daerahnya.
Harapannya, hal ini akan mendukung penekanan angka stunting dengan baik dan berdampak positif pada masyarakat sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. (Aam)