Jakarta (pilar.id) – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Y Manurung mendesak Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) berperan maksimal dalam rangka menerima laporan dan pengaduan masyarakat terkait kasus gangguan ginjal akut.
Menurut Martin, BPKN dapat membuka posko pengaduan baik secara online dan offline dalam rangka mengadvokasi hak-hak konsumen terkait kasus-kasus tersebut.
“Aktif membela hak-hak konsumen yang telah dirugikan baik secara materiil maupun jiwa,” ujar Martin saat membacakan kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BPKN terkait pembahasan perlindungan konsumen, kasus susu formula dan obat sirup untuk anak, di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
Dia juga mendorong BPKN untuk berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Koordinasi tersebut untuk meningkatkan sinergi dengan kementerian atau lembaga terkait dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi BPKN dalam melakukan perlindungan konsumen dan masyarakat.
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Tommy Kurniawan menilai BPKN kurang serius untuk melindungi konsumen sesuai dengan amanah yang diberikan oleh undang-undang. Terlebih setelah munculnya kasus obat sirup yang menyebabkan gagal ginjal akut pada anak-anak.
Menurutnya, salah satu tugas BPKN adalah melakukan penelitian terhadap barang atau jasa yang menyangkut keselamatan konsumen.
Hal tersebut, menurut Tommy berkaitan dengan hak konsumen dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Pasal 4 yang menyebut diantaranya hak konsumen adalah mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
Sedangkan dalam kasus obat sirup yang menyebabkan gagal ginjal akut tersebut, konsumen tidak mendapatkan keselamatan sesuai dengan haknya di dalam undang-undang.
“Mohon serius pak, ini sudah ratusan nyawa. Saya yakin dalam hati bapak serius,” kata Tommy kepada Kepala BPKN Rizal E Halim.
Politikus PKB ini berharap, ada perubahan yang sangat masif dan terstruktur sehingga perlindungan konsumen dapat dilaksanakan dengan maksimal. “Jangan sampai masalah ini terjadi lagi ke depannya. Ayo sama-sama kita merubah apa yang harus kita ubah,” kata Tommy. (ach/hdl)