Mempawah (pilar.id) – Program penelitian sesuai dengan perencanaan pengelolaan Perhutanan Sosial LDPH Desa Sekabuk agar dapat menjadi efektif, tepat, dan berkelanjutan merupakan program penelitian Polnep bekerjasama dengan Lembaga Desa Pengelola Hutan (LDPH) Desa Sekabuk.
Gemawan melalui program Penguatan Pengelolaan Lahan dan Hutan Berbasis Masyarakat di Kalimantan Barat, berkolaborasi dengan dan Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) Kegiatan Hibah Penelitian Program CitRes.Ned-NORHED II Politeknik Negeri (Polnep) Pontianak Tahun 2022 di tingkat Desa dengan agenda “Partisipasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Hutan Desa Sekabuk untuk Pengembangan Budidaya Ikan Berkelanjutan,”.
Pihak Polnep melakukan serah terima sekaligus menebar bibit ikan air baung dan nila di Keramba Jaring Apung (KJA) di sungai Padang.
Ketua Tim Peneliti dan Staf pengajar Program Studi Budidaya Perikanan Jurusan IKP Polnep, Sarmila mengatakan kedatangannya beserta rombongan bertujuan melaksanakan penelitian bagaimana partisipasi masyarakat Desa Sekabuk dalam mengelola Hutan Desanya.
“Karena disini kita sudah pernah dapat informasi bahwa Sekabuk punya Hutan Desa yang sudah berbadan hukum yang langsung dari Kementerian (KLHK), sehingga kita akhirnya tertarik, gimana caranya mengembangkan potensi yang ada di Desa Sekabuk untuk pengembangan usaha budidaya ikan,” ungkapnya.
Tadinya, diakuinya bersama masyarakat mengadakan seperti perundingan dan diskusi dengan masyarakat, Kades, dan LDPH Desa Sekabuk. Pihaknya berdiskusi terkait keramba jaring tancap, dan pada akhirnya pengembangannya kearah keramba jaring apung.
“Disini kita juga akan mencoba untuk melihat bagaimana partisipasi masyarakat disini dalam mengelola Hutan, terutama untuk berpartisipasi dalam kegiatan budidaya ikan di Desa ini,” urainya.
Ketua Tim Peneliti dan Staf pengajar Program Studi Budidaya Perikanan Jurusan IKP Polnep menerangkan jika masyarakat juga harus fokus ke budidaya ikan, karena potensi budidaya perikanan yang ada dan telah disurvei jenis ikan-ikan yang ada di perairan disini ternyata di sungai padang ini di antaranya adalah Ikan-ikan yang bernilai ekonomis tinggi seperti ikan baung, ikan lais, ikan tapah, ikan belida.
“Dan masih banyak lagi jenis-jenis ikan lainnya yang semuanya itu adalah jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi,” imbuhnya.
Menurutnya untuk ikan yang di budidayakan saat ini pihaknya menargetkan ikan baung karena melihat potensi daerahnya. Namun karena mempertimbangkan kemudahan bagi masyarakat dalam berbudidaya ikan kedepannya, pihaknya juga akan mencoba ikan introduksi.
Sehingga tidak fokus di ikan lokal saja melainkan mencoba mengembangkan ikan introduksi.
“Untuk ikan lokalnya kita kembangkan baung kalau ikan introduksinya kita coba untuk kembangkan ikan nila,” katanya lagi.
Adapun jumlah bibit ikan yang di tebarkan saat ini, karena masih dalam tahap uji coba, untuk ikan nila dengan 1.000 ekor kemudian ikan baung sekitar 100 ekor.
Koordinator Community Organizer Gemawan, Lani Ardiansyah mengungkapkan pemilihan budidaya ikan ini adalah merupakan hasil dari musyawarah mufakat dengan kelompok LDPH Desa Sekabuk karena saat pihaknya melihat lokasi hutan desa tersebut memiliki potensi sungai yang memang menarik untuk mengembangkan pembudidaya ikan.
Dan Karena antara sungai dan hutan itu tidak bisa dipisahkan seperti satu mata uang dengan dua sisi yang berbeda, jadi sungai tentu memiliki habitat-habitatnya dan di hutan juga. Jadi, saat ada salah satu jenis ikan misalnya yang naik ke darat waktu saat ingin mereproduksi pada musim air pasang tiba, dan pada saat air surut ikan kembali turun ke air (sungai).
Jadi, diterangkan kembali oleh Ucup sapaan akrab Lani Ardiansyah, hubungan antara sungai dan hutan itu memang tidak bisa dipisahkan. “Semakin baik kita mengelola hutan, menjaga hutan, melestarikan hutan maka habitat yang ada di sungai juga akan semakin baik,” ucapnya.
Ucup juga menyampaikan terimakasihnya kepada Politeknik Negeri Pontianak karena sudah memfasilitasi. “Mulai dari keramba, ikan, pengerjaan dan lain-lain itu terhadap kelompok LDPH Desa Sekabuk. Semoga hasil dari program ini, selain bisa berdampak pada penambahan nilai ekonomi masyarakat, tetapi juga memberikan semangat kepada LDPH dan masyarakat di sekitar Desa Sekabuk untuk terus semangat melestarikan hutannya,” paparnya.
Program ini adalah program penelitian yang dilakukan oleh Polnep. Karena kebetulan Gemawan adalah pendamping yang ada di Desa Sekabuk yang mengusulkan kawasan hutan menjadi hutan Desa sehingga dicoba untuk kolaborasi.
“Memang kita selalu mengedepankan sinergi, kolaborasi, dan integrasi antara program satu dengan program lainnya, tambahnya mengakhiri,” cetusnya.
Sementara itu Kepala Desa Sekabuk, Andas Saputra menyampaikan apresiasi dengan adanya budidaya ikan air tawar ini bagi Pemerintahan Desa Sekabuk, karena Polnep telah memberikan sumbangsih mengenai tentang membantu perekonomian masyarakat di Desa Sekabuk. Apalagi pada saat ini masyarakat Desa Sekabuk sedang mengalami krisis ekonomi karena harga hasil pertanian nya sedang menurun atau murah.
Ia menambahkan dengan adanya pengembangan budidaya ikan ini agar bisa menjadi acuan untuk memotivasi masyarakat Desa Sekabuk
“Termasuk merubah mindset mereka sehingga mereka bisa membuat keramba dan juga bisa membantu menunjang perekonomian masyarakat di Desa Sekabuk,” pungkasnya.
Acara yang berlangsung di Lokasi Hutan Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah, Kalbar, pada, Sabtu (27/8/2022) dihadiri Kepala Desa Sekabuk, Andas Saputra, Camat Sadaniang, Budi Utoyo, UPT KPH Mempawah, Danramil Toho-Sadaniang (diwakili), Babinsa Desa Sekabuk, Perangkat Desa Sekabuk, BPD Desa Sekabuk, Rombongan Politeknik Negeri Pontianak, Pendamping Masyarakat Perhutanan Sosial dari BPSKL, dan Masyarakat Desa Sekabuk. (din)