Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina (Persero) mencatat pertumbuhan operasional yang signifikan di berbagai sektor bisnisnya seiring dengan pencapaian kinerja keuangan terbaik dalam sejarah perusahaan tersebut. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Pertamina juga meningkat hingga 61 persen, melebihi target perusahaan, dengan nilai TKDN mencapai 1,5 miliar Dollar AS.
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyampaikan apresiasi terhadap peningkatan TKDN dalam proses bisnis Pertamina.
Ia menjelaskan bahwa TKDN ini memiliki tujuan untuk meningkatkan industri dalam negeri dan memiliki dampak multiplier effect yang sangat besar. Hal ini disampaikannya pada acara Media Briefing Pertamina di Jakarta pada hari Selasa (6/6/2023).
Dalam sektor hulu, lifting migas Pertamina meningkat sebesar 15 persen menjadi 837 ribu barel setara minyak bumi per hari (mboepd), dibandingkan dengan angka lifting tahun lalu sebesar 728 mboepd.
Pertumbuhan kinerja di sektor hulu ini didukung oleh kegiatan investasi dan pemanfaatan teknologi, yang telah berhasil mencapai tingkat keberhasilan (success ratio) dalam kegiatan pengeboran hulu dan mendorong optimalisasi produksi. Produksi migas Pertamina tahun ini naik sebesar 7 persen menjadi 967 mboepd.
Prestasi dalam bidang operasional juga terlihat pada sektor hilir. Ketersediaan (availability) dan aksesibilitas (accessibility) produk BBM bagi masyarakat meningkat dengan cakupan nasional mencapai 98 persen melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, Pertashop, dan One Village One Outlet (OVOO).
Nicke menambahkan bahwa distribusi energi melalui program BBM Satu Harga telah membangun lembaga penyalur BBM di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hingga akhir tahun 2022, program ini telah mencapai 413 titik lembaga penyalur, dengan penambahan 92 lembaga penyalur BBM Satu Harga pada tahun 2022.
Pertamina juga mengembangkan pertumbuhan BBM melalui program OVOO dengan membangun outlet BBM ramah lingkungan yang dikenal dengan Pertamina Shop (Pertashop). Program ini terus berlanjut untuk menjangkau wilayah pedesaan yang jauh dari SPBU, dan pada akhir tahun 2022, Pertashop telah mencapai 6.152 titik.
Selain itu, melalui program OVOO, Pertamina juga membangun agen LPG untuk menyalurkan energi gas tabung. Hingga akhir tahun 2022, jumlah outlet yang beroperasi mencapai 64.277 titik. Program ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan tabung gas, khususnya LPG Bersubsidi.
Pertamina juga melakukan perluasan sambungan gas rumah tangga untuk meningkatkan penggunaan gas alam di sektor rumah tangga. Pada tahun 2022, jumlah sambungan rumah tangga mencapai 384.000.
Selain itu, Pertamina juga berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial di daerah terpencil di Indonesia dengan meningkatkan TKDN.
TKDN Pertamina mencapai 61 persen dengan nilai USD 1,5 miliar. Program TKDN ini melibatkan lebih dari 4.600 manufaktur lokal/nasional dan sekitar 52 ribu pekerja lokal dan nasional.
Sebagai perusahaan yang memimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (usm/hdl)