Samboja (pilar.id) – Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Sunaryanto, meresmikan sejumlah fasilitas baru di Kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Peresmian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Safari Ramadan dan Management Goes to Community (MGTC) yang dihadiri oleh jajaran manajemen PHI dan Muspika Kecamatan Samboja pada Rabu (20/3/2024).
Kawasan ekowisata ini merupakan bagian dari program CSR unggulan perusahaan yang dikembangkan oleh PEP Sangasanga Field bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Hitam Lestari sejak 2019. Fasilitas yang telah dibangun meliputi pojok belajar, pujasera, tempat parkir, dan toilet.
Sunaryanto, yang akrab disapa Anto, menyampaikan bahwa keberhasilan program ini berkat peran seluruh pemangku kepentingan, terutama masyarakat kampung lama dan Muspika Kecamatan Samboja. “Kami berharap dengan diresmikannya fasilitas penunjang ini dapat mendorong pengembangan program ini ke depannya, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” jelas Anto.
Setelah peresmian, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman 1.000 pohon mangrove di area Sungai Hitam sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dan konservasi lingkungan, serta mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan net zero emission di tahun 2060.
Ekowisata Sungai Hitam Lestari merupakan program pengembangan masyarakat atau CSR PEP Sangasanga Field di bidang lingkungan yang berfokus pada pengembangan Pokdarwis dan ekowisata berbasis pelestarian bekantan. Program ini telah meraih predikat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2023.
Program Ekowisata Sungai Hitam Lestari dilatarbelakangi oleh kondisi habitat bekantan di Indonesia yang terus berkurang. Berdasarkan daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), bekantan saat ini masuk kategori terancam punah (endangered).
Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari konservasi bekantan, penggunaan panel surya, hingga penanaman hutan mangrove. Populasi bekantan dan konservasinya kini telah mencapai 400 ekor. Aspek penggunaan panel surya dan penanaman hutan mangrove berdampak positif terhadap lingkungan, di mana berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon masing-masing sebanyak 51,04 ton CO2eq/tahun dan 175,34 ton CO2eq/tahun.
Bagi wisatawan yang berkunjung, Pokdarwis di sana memiliki kegiatan utama berupa susur sungai yang menjelaskan tentang pariwisata berkelanjutan. Dari kegiatan ini, Pokdarwis dapat meraup pendapatan Rp70 juta per tahun yang diperoleh dari biaya jasa susur sungai kepada 1.200 wisatawan yang datang setiap tahunnya. Sekitar 50 persen wisatawan yang berkunjung merupakan wisatawan mancanegara. Selain itu, Pokdarwis di sana dapat menghemat biaya listrik Rp1,2 juta per tahun berkat penggunaan panel surya Energi Baru Terbarukan (EBT).
Perwakilan Muspika Samboja, Sertu Andri, menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian dari PEP Sangasanga kepada masyarakat Kecamatan Samboja. “Sebagai masyarakat Samboja, kami mendapatkan hal-hal bermanfaat dengan adanya kegiatan PEP Sangasanga melalui Program Ekowisata di Sungai Hitam ini. Berkat bimbingan dari Pertamina, kawasan ini menjadi lebih bagus dan tingkat kunjungan dari wisatawan semakin tinggi sehingga juga berdampak terhadap roda ekonomi di daerah sekitar,” ujar Andri.
Head of Comrel & CID PHI Zona 9, Elis Fauziyah, menyampaikan bahwa Kawasan Ekowisata Sungai Hitam Lestari akan menuju tahap pengembangan ekoriparian, sesuai saran KLHK pada saat sesi penilaian PROPER Emas tahun lalu. “Saat ini kami sedang mengkaji lebih lanjut untuk pemenuhan indikator lokasi ekoriparian. Kami juga akan berkoordinasi lebih lanjut dengan beberapa instansi pemerintah guna kerja sama pengembangan dan validasi indikator-indikator tersebut,” tambahnya.
Program Sungai Hitam Lestari berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam menghapus kemiskinan, menciptakan pekerjaan layak, pertumbuhan ekonomi, dan menjaga ekosistem darat. (riq/ted)