Jakarta (pilar.id) – Film Catatan Harian Menantu Sinting dari Soraya Intercine Films akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 18 Juli 2024. Dibintangi oleh Raditya Dika, Ariel Tatum, dan sejumlah aktor-aktris terkenal lainnya, film ini diadaptasi dari novel karya Rosi L. Simamora dan disutradarai oleh Sunil Soraya.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (15/7/2024), film ini resmi dirampungkan setelah proses produksi yang memakan waktu lebih dari lima tahun. “Butuh waktu lebih dari lima tahun untuk merampungkan cerita ini, tidak mudah menerjemahkan cerita novel ke dalam visual film karena setiap inci adegan sangat diperhitungkan,” kata Sunil.
Catatan Harian Menantu Sinting menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Batak. Film ini bercerita tentang pasangan muda Sahat (Raditya Dika) dan Minar (Ariel Tatum) yang tinggal bersama mertua mereka (Lina Marpaung). Pasangan ini harus menghadapi tantangan ketika mertua mereka tidak mengizinkan pindah rumah sebelum mereka memiliki cucu laki-laki.
Menurut Sunil Soraya, situasi ini sangat umum dialami oleh banyak pasangan muda di Indonesia yang tinggal bersama orang tua atau mertua setelah menikah. Film ini menyoroti dinamika tersebut, dengan harapan banyak penonton yang merasa terhubung dengan ceritanya.
Menariknya, Ariel Tatum dan Raditya Dika menjalani proses pembacaan dan pendalaman naskah selama lebih dari lima bulan sebelum syuting dimulai. Mereka berdua mengalami transformasi karakter yang signifikan untuk memerankan tokoh Sahat dan Minar. Raditya Dika, misalnya, harus mengubah gaya berjalannya agar sesuai dengan karakter Sahat, sementara Ariel Tatum mengubah gaya tubuhnya untuk memerankan Minar.
Trailer film ini, yang telah diluncurkan sejak akhir Mei 2024, menampilkan kilas balik pernikahan Minar dan Sahat, serta budaya pernikahan adat Batak. Adegan-adegan lucu, seperti kerepotan Minar dan Sahat dengan ranjang warisan yang berderit, menambah daya tarik film ini.
Sunil Soraya berharap film ini bisa dekat dengan masyarakat. “Kami ingin membuat film yang dekat dengan masyarakat, yang tak berjarak dengan penonton. Semua pasangan di Indonesia pasti punya pengalaman yang sama, meskipun kadarnya berbeda-beda setiap pasangan,” kata Sunil. (ret/hdl)