Jakarta (pilar.id) – Memasuki tahun baru 2032, Chelsea terus menerus mengalami kekalahan. Di bawah asuhan Graham Potter, tren buruk Chelsea yang kerap mendapat hasil kalah, terus berlanjut.
Di lima pertandingan terakhir, Chelsea-nya Graham Potter kalah lima kali dan hanya sekali meraih hasil imbang.
Meski terus-terusan kalah, Graham Potter nampaknya masih mendapat dukungan dari para suporter Chelsea.
Tren tak pernah menang Chelsea di bawah Graham Potter bahkan sudah berlangsung sepanjang 9 pertandingan beruntun. Dimana, Chelsea hanya mampu meraih dua kali hasil imbang dan tujuh lainnya berakhir kalah.
Tren buruk ini membawa Chelsea terperosok di posisi 10 klasemen sementara Premier League dan tersingkir di Piala FA dan Carabao Cup.
Sehingga, Chelsea hanya tinggal berkompetisi di dua turnamen saja, Premier League dan Champions League.
“Dua bulan lalu, saya dianggap sebagai salah satu pelatih top. Jika anda mempertimbangkan orang-orang yang pernah bermain melawan dan bermain dengan saya, mereka mungkin mengatakan hal serupa,” ungkap Graham Potter jelang laga melawan Fulham, Jumat (13/1/2023) kemarin.
Dukungan fans Chelsea pun saat ini terpecah. Ada yang mendukung agar Potter tetap bertahan dan ada yang mendesak Potter supaya segera dipecat.
Mereka yang mendukung Potter, memberikan dorongan kepada manajemen agar segera mendatangkan pemain-pemain baru dan membuang pemain lama yang dinilai tak lagi memiliki keinginan bermain untuk Chelsea.
Fans Chelsea menilai bahwa Potter tidak sepenuhnya salah pada kasus terpuruknya Chelsea. Mereka juga menilai bahwa ada pemain-pemain yang tidak lagi layak bermain di Chelsea.
Apalagi, Potter datang ke Chelsea menggantikan Thomas Tuchel yang dipecat di awal musim.
Dimana, di bawah asuhan Tuchel ketika itu, Chelsea sudah berada dalam kondisi kurang baik dan kerap mendapatkan kekalahan dari tim-tim yang di atas kertas kualitasnya berada di bawah mereka.
Di bawah Potter, kondisi tersebut belum mendapatkan perubahan yang signifikan. Chelsea tetap kesulitan mencetak gol.
Bahkan, di bawah Potter, para pemain Chelsea terlihat kesulitan menciptakan peluang. Mereka lebih memilih untuk bermain dengan aman saat memasuki lini pertahanan lawan.
Sehingga, tidak ada kreatifitas dan pola serangan berbahaya yang berhasil mereka ciptakan. Hal tersebut juga tampak saat Chelsea kalah dari Fulham Rabu (13/1/2023) dini hari kemarin.
Sedangkan kubu yang meminta supaya Potter dipecat, menilai bahwa mantan pelatih Brighton and Hove Albion tersebut tidak memiliki kemampuan menguasai ruang ganti.
Dimana, banyak pemain Chelsea yang berstatus bintang dan telah memenangi berbagai trofi sebelumnya. Sedangkan Potter, belum pernah mendapat trofi sama sekali di karir kepelatihannya.
Di sisi lain, Chelsea memang berada di kondisi yang sulit. Sebab, banyak pemain inti yang saat ini didera cedera dan tidak bisa bermain.
Di sisi lain, para penyerang Chelsea juga belum menunjukkan peningkatan dalam hal penciptaan peluang dan kemampuan mencetak gol dari laga ke laga.
Layak untuk dinantikan, apakah Graham Potter mampu membawa Chelsea keluar dari tren kekalahan dan meraih kemenangan di laga selanjutnya melawan Crystal Palace, Minggu (15/1/2023) besok. (fat)