Tanggal 12 Maret 1894 adalah momen penting bagi Coca-Cola. Karena pada hari itu, produk soda yang sangat terkenal ini mulai dibotolkan dan dijual pertama kalinya di Vicksburg, Mississipi, oleh pengusaha minuman bersoda lokal, Joseph Biedenharn.
Sebelumnya, Coca-Cola hanya dijual dalam bentuk sirop yang dijual kepada toko-toko minuman bersoda yang kemudian mencampurkannya dengan air soda dan menyajikannya kepada pelanggan.
Namun, pada saat itu, Joseph tiba-tiba melahirkan gagasan membotolkan Coca-Cola sehingga dapat dijual secara praktis dan mudah diangkut. Konon, ia sampai nekat membeli sejumlah botol kosong dari pabrik kaca dan membotolkan Coca-Cola di bawah lisensi dari The Coca-Cola Company.
Seperti ide-ide baru kebanyakan, gagasan pembotolan Coca-Cola ini awalnya juga tidak diminati oleh The Coca-Cola Company. Karena mereka khawatir, botol malah bisa merusak citra merek mereka yang sudah populer sebagai minuman yang disajikan di toko-toko minuman bersoda.
Namun melihat sukses Joseph dalam menjual Coca-Cola botolan, The Coca-Cola Company akhirnya tertarik untuk mengambil alih bisnis pembotolan tersebut dan memperluasnya ke seluruh dunia.
Pada awalnya, The Coca-Cola Company hanya mengizinkan agen distribusi tertentu untuk membotolkan Coca-Cola di bawah lisensi mereka. Namun, pada tahun 1899, The Coca-Cola Company memutuskan untuk mengambil alih pembotolan Coca-Cola secara langsung dan membentuk The Coca-Cola Bottling Company.
The Coca-Cola Bottling Company kemudian membeli mesin-mesin pembotolan modern dan memperluas bisnis pembotolan Coca-Cola ke berbagai kota di Amerika Serikat dan kemudian ke seluruh dunia. The Coca-Cola Company juga terus melakukan inovasi dalam pembotolan Coca-Cola, seperti menggunakan botol kaca yang lebih kuat dan desain botol yang lebih unik untuk memperkuat citra merek Coca-Cola.
Dengan mengambil alih bisnis pembotolan Coca-Cola, The Coca-Cola Company berhasil mengendalikan produksi, distribusi, dan pemasaran minuman bersoda mereka secara lebih efisien dan efektif.

Hal ini membantu meningkatkan popularitas dan penjualan Coca-Cola di seluruh dunia dan menjadikannya salah satu merek minuman paling dikenal dan sukses dalam sejarah industri minuman. Tak hanya itu, pembotolan Coca-Cola juga dikenal sebagai salah satu inovasi besar dalam sejarah industri minuman bersoda, termasuk cara istimewa dalam membantu meningkatkan popularitas dan penjualan Coca-Cola di seluruh dunia.
Bagaimana dengan Joseph Biedenharn? Ternyata, ia masih terus beroperasi sebagai agen distribusi Coca-Cola setelah The Coca-Cola Bottling Company mengambil alih bisnis pembotolan pada tahun 1899.
Meskipun bisnis pembotolan Coca-Cola yang dimilikinya telah diambil alih, Biedenharn tetap sukses sebagai agen distribusi Coca-Cola dan memainkan peran penting dalam memperkenalkan Coca-Cola ke lebih banyak pelanggan di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Setelah The Coca-Cola Company mengambil alih bisnis pembotolan, Biedenharn terus memperluas bisnisnya sebagai agen distribusi Coca-Cola, membuka banyak cabang di seluruh negara. Biedenharn juga terus melakukan inovasi dalam memasarkan Coca-Cola, termasuk dengan menciptakan iklan-iklan kreatif dan menawarkan Coca-Cola dalam bentuk kemasan dan ukuran yang berbeda.
Pereda Sakit Kepala
The Coca-Cola Company didirikan pada tahun 1886 oleh seorang apoteker bernama John Pemberton di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Pemberton awalnya menciptakan sebuah minuman bersoda yang disebut Pemberton’s French Wine Coca yang mengandung ekstrak koka dan cola serta dibuat sebagai obat untuk meredakan sakit kepala dan kelelahan.
Namun, ketika kota Atlanta memperkenalkan undang-undang anti-obat-obatan pada tahun 1885, Pemberton dihadapkan pada tantangan untuk mengubah formula minumannya agar tidak melanggar undang-undang tersebut. Ia kemudian mengganti ekstrak koka dengan daun kola dan mengganti nama minumannya menjadi Coca-Cola.
Setelah Pemberton menciptakan Coca-Cola, ia menjual minumannya dalam bentuk sirop yang harus dicampur dengan air soda di toko-toko obat dan warung-warung. Pemberton juga mempekerjakan seorang salesman bernama Asa Candler untuk membantu mempromosikan Coca-Cola.
Candler kemudian membeli bisnis Coca-Cola dari Pemberton pada tahun 1891 dan memperluas bisnisnya dengan memasarkan Coca-Cola ke toko-toko dan restoran di seluruh Amerika Serikat. Candler juga melakukan kampanye pemasaran yang inovatif dan berhasil membuat Coca-Cola menjadi salah satu merek minuman bersoda paling populer di Amerika Serikat.
Istilah Coke yang mengiringi perjalanan Coca-Cola berasal dari bahan-bahan utama dalam minuman tersebut, yaitu daun koka dan kola. Daun koka mengandung kokain, yang pada awalnya digunakan sebagai bahan untuk menghilangkan rasa sakit, sedangkan kola adalah biji dari tanaman kola yang mengandung kafein.
Istilah Coke mulai digunakan sebagai sebutan populer untuk merek Coca-Cola sejak awal abad ke-20, dan sejak saat itu istilah tersebut terus digunakan dan menjadi bagian dari budaya populer. Istilah Coke bahkan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari dan sering digunakan untuk merujuk pada minuman bersoda jenis apapun, meskipun Coca-Cola tetap menjadi merek yang paling terkait dengan istilah tersebut.
Penggunaan kokain sendiroi sudah sama sekali berhenti sejak awal abad ke-20. Sejak saat itu proses produksi Coca-Cola telah dimodifikasi, dan kokain dihilangkan dari bahan-bahan yang digunakan.
Sehingga pada 1903, The Coca-Cola Company memperkenalkan Coca-Cola tanpa kandungan kokain, dan sejak saat itu, Coca-Cola diproduksi tanpa kandungan kokain. Meskipun demikian, nama merek Coca-Cola dan kemasannya yang khas tetap dipertahankan hingga saat ini, dan minuman Coca-Cola yang diproduksi saat ini hanya mengandung bahan-bahan yang halal dan aman untuk dikonsumsi.
Sukses Coca-Cola, salah satunya dipicu strategi promosi yang agresif. Ketika Asa Candler membeli bisnis Coca-Cola dari John Pemberton pada tahun 1891, ia mulai melakukan kampanye pemasaran yang inovatif dan agresif.
Candler mulai memasarkan Coca-Cola dengan menggunakan iklan di media massa seperti koran dan majalah, dan menempatkan iklan Coca-Cola di berbagai tempat seperti papan reklame, poster, dan stiker di tempat-tempat umum. Ia juga memperkenalkan botol-botel kaca unik yang membedakan Coca-Cola dari minuman bersoda lainnya.
Selain itu, Candler juga memanfaatkan kemitraan dengan toko-toko dan restoran untuk mempromosikan Coca-Cola. Ia memberikan botol-botel Coca-Cola secara gratis kepada toko-toko dan restoran sebagai bagian dari kampanye pemasaran.
Bersaing dengan Pepsi
Kompetitor terbesar Coca Cola adalah PepsiCo, perusahaan multinasional yang juga bergerak di bidang minuman bersoda dan makanan ringan. PepsiCo memiliki merek-merek minuman bersoda seperti Pepsi, Mountain Dew, dan 7Up, serta merek-merek makanan ringan seperti Lay’s, Doritos, dan Cheetos.
Meskipun Coca Cola dan PepsiCo merupakan kompetitor yang sering dibandingkan, keduanya memiliki strategi pemasaran dan target pasar yang berbeda. Coca Cola cenderung memfokuskan pada kampanye pemasaran yang berlandaskan emosi dan mengejar pasar yang lebih luas, sementara PepsiCo cenderung memfokuskan pada kampanye pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif untuk mengejar pasar yang lebih muda dan kota-kota besar.
Hingga kini, iklan-iklan Coca Cola terus mengundang pujian. Ya, Coca Cola dikenal sebagai salah satu merek yang memiliki kampanye iklan yang kreatif dan inovatif.
Selama beberapa dekade terakhir, Coca Cola telah menghasilkan berbagai jenis kampanye iklan yang telah menjadi ikonik, mulai dari kampanye iklan “I’d Like to Buy the World a Coke” pada tahun 1971 hingga kampanye “Share a Coke” pada tahun 2014.
Salah satu kunci kesuksesan kampanye iklan Coca Cola adalah fokus pada pengalaman dan emosi yang terkait dengan minuman bersoda ini. Kampanye iklan Coca Cola selalu berusaha untuk menciptakan pengalaman positif dan menghadirkan cerita yang menyentuh hati konsumennya.
Selain itu, kampanye iklan Coca Cola juga sering kali memperlihatkan nilai persahabatan, kebersamaan, dan keragaman, yang dianggap sebagai nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh banyak orang di seluruh dunia.
Salah satunya saat mereka meluncurkan kampanye pemasaran daring Coca Cola yang terkenal pada tahun 2013, yaitu kampanye “Ahh” yang mencakup situs web interaktif “ahh.com” yang memungkinkan pengguna mengetikkan berbagai kombinasi “h” di akhir URL untuk membuka halaman yang berbeda-beda, setiap halaman menampilkan animasi yang kreatif dan unik.
Kampanye “Ahh” tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan antara merek dan konsumen dengan cara yang kreatif dan interaktif, sehingga meningkatkan kesadaran merek dan memperkuat loyalitas konsumen terhadap Coca Cola. **