Nagan Raya (pilar.id) – Memasuki musim kemarau, kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Kebakaran tersebut mulai terjadi pada Selasa (24/5/2022).
Selama empat hari berturut-turut, kebakaran tersebut telah menghabiskan lahan seluas 20 hektare di dua titik lokasi. Kebakaran pertama yang terjadi pada Selasa (24/5/2022) menghabiskan lahan seluas 7 hektare.
Sedangkan kebakaran di titik kedua yang lokasinya berjarak satu kilometer dari titik pertama, terjadi pada Kamis (26/5/2022). Kebakaran lahan tersebut menghabiskan hingga 23 hektare lahan.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), penyebab dari kebakaran yang terjadi di kedua titik tersebut belum diketahui penyebabnya.
“Kondisi terakhir, api pada titik pertama sudah berhasil dipadamkan seluruhnya. Sedangkan pada titik kedua, api baru dapat dipadamkan 50 persen,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Sabtu (28/5/2022) malam.
Ilyas menjelaskan, titik pertama kebakaran lahan di Nagan Raya terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, tepatnya di Gampong Puloe, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya.
“Pada hari Kamis (26/5/2022) sekitar pukul 17.15 WIB ditemukan titik api baru yang berjarak 1 kilometer dari titik pertama, dan penyebabnya masih dalam penyelidikan,” katanya.
Upaya yang dilakukan, kata Ilyas, BPBD Nagan Raya telah menurunkan satu unit mesin pompa air ke lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman, yang turut dibantu TNI/Polri serta masyarakat.
Pemadaman api masih terus berlangsung di lokasi kebakaran. Ada beberapa kendala yang dialami petugas di lapangan, seperti sumber air yang terbatas, lahan gambut yang susah padam, serta akses jalan.
“Untuk kendala petugas di lapangan, yaitu terbatasnya sumber air, umumnya lahan gambut dan akses jalan yang bergambut,” katanya.
Sepanjang Mei 2022, BPBA mencatat delapan kali kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Aceh. Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Aceh Besar sebanyak dua kali, serta masing-masing satu kali di Aceh Tengah, Sabang, Aceh Jaya, Bener Meriah, Aceh Selatan dan Nagan Raya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar menyebutkan bahwa Aceh sudah memasuki musim kemarau hingga September 2022. Sehingga warga diimbau waspada potensi kebakaran, baik kebakaran hutan dan lahan maupun permukiman.
“Ini sangat-sangat perlu diwaspadai. Pergerakan musim kemarau ini kita perkirakan sampai dengan September mendatang,” kata Zakaria.
Bahkan, per hari ini BMKG mendeteksi delapan titik panas yang muncul di wilayah Aceh dengan tingkat kepercayaan sedang. Pemantauan titik panas menggunakan sensor Satelit NOAA, Terra, Aqua, dan Suomi NPP, sepanjang hari pada Sabtu (28/5) mulai pukul 00.00 WIB hingga 16.00 WIB.
“Ada lima titik panas terdeteksi di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dan tiga titik panas di Aceh Utara, yaitu dua titik panas di Kecamatan Nisam dan satu titik di Kecamatan Sawang,” kata Zakaria. (fat)