Jakarta (pilar.id) – Seks merupakan bagian alami dari kehidupan manusia dewasa. Namun, seperti banyak hal dalam hidup, keseimbangan adalah kunci.
Seks yang tidak teratur, baik terlalu sering atau terlalu jarang, dapat memiliki dampak pada kesehatan fisik dan mental kita. Mari kita telusuri beberapa dampak potensial dari pola seks yang tidak teratur.
Terlalu sering berhubungan seks, tentu berdampak pada kelelahan fisik, terutama jika mengorbankan waktu istirahat atau tidur. Dampak lain, frekuensi yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada alat kelamin atau bahkan cedera ringan akibat gesekan.
Ironisnya, terlalu sering berhubungan seks dapat mengurangi gairah seksual seiring waktu. Dan obsesi berlebihan terhadap seks dapat mengganggu rutinitas harian dan produktivitas.
Jarang Berhubungan Seks
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas seksual yang teratur dapat mendukung kesehatan jantung. Sebaliknya, jika aktivitas ini tidak teratur bisa berdampak pada penurunan kualitas kesehatan jantung.
Beberapa catatan juga menyebutkan jika seks dapat membantu mengurangi stres. Kurangnya aktivitas seksual mungkin mengurangi manfaat ini.
Tak hanya itu, beberapa studi menunjukkan bahwa aktivitas seksual yang teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dan kurangnya intimasi fisik dapat berdampak pada kesejahteraan emosional dan harga diri.
Mencapai Keseimbangan Seks
Frekuensi seks yang ideal berbeda untuk setiap individu dan pasangan. Yang terpenting adalah menemukan ritme yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan pasangan. Beberapa tips:
- Komunikasikan secara terbuka dengan pasangan tentang kebutuhan dan keinginan Anda.
- Prioritaskan kualitas di atas kuantitas.
- Jaga kesehatan fisik dan mental secara umum.
- Jika Anda mengalami masalah terkait aktivitas seksual, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Ingatlah bahwa seks yang sehat adalah bagian dari gaya hidup sehat secara keseluruhan. Dengan menjaga keseimbangan dan komunikasi yang baik, Anda dapat menikmati manfaat aktivitas seksual sambil meminimalkan potensi dampak negatifnya. (usm/hdl)
Informasi dalam artikel ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.