Jakarta (Pilar.id) – Sebanyak 66 peserta kursus manajemen pengamanan stadion belajar mendeteksi suporter yang dicurigai sebagai provokator dalam pertandingan sepak bola, Jumat (27/1/2023), di Jakarta. Proses mendeteksi itu dilakukan melalui aplikasi.
Kursus manajemen pengamanan stadion ini diselenggarakan Mabes Polri. Selain aparat keamanan, kursus manajemen pengamanan ini juga melibatkan penyelenggara pertandingan serta para pihak terkait lainnya. Pelatihan itu digelar mulai Rabu (25/1/2023) hingga Kamis (2/2/2023) mendatang.
“Selain diperkenalkan menggunakan aplikasi bagaimana mendeteksi suporter dicurigai sebagai provokator, para peserta kursus pengamanan stadion juga dikenalkan dengan istilah prinsip kolaborasi, METHANE,” ungkap Asisten Operasi (Asops) Kapolri, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Mantan Kapolda Riau ini menjelaskan bahwa prinsip METHANE merupakan singkatan dari Major Incident, Exact Location, Type of Incident, Hazard, Access, Number of Casualities dan Emergency Services.
Lanjut Irjen Pol Agung Setya, Major Incident merupakan tanda apakah insiden besar telah diumumkan. Exact Location, menyatakan apa lokasi yang tepat dari wilayah geografis kejadian, Type of Incident merupakan kejadian seperti apa itu.
Sedangkan Hazard menyatakan potensi bahaya apa yang dapat diidentifikasi, dilanjutkan dengan Access atau rute apa terbaik untuk akses keluar suporter saat kejadian hal diinginkan.
“Para peserta berjumlah 66 orang juga dikenalkan berapa banyak korban dan bagaimana kondisi mereka serta Emergency Services, mana dan berapa banyak aset serta personel tanggap darurat yang diperlukan,” jelas Agung Setya.
Lalu para peserta kursus juga dikenalkan beragam situasi, mulai hijau, kuning hingga merah, serta bagaimana langkah-langkah diambil dalam kondisi tersebut sesuai dengan aturan FIFA.
Materi selama kursus manajemen pengamanan stadion berlangsung diberikan langsung oleh Tim Teaching dari Coventry University, Inggris, dipimpin Prof Mike Hardy, dan Prof David Mcllhalton. Selain itu, juga dihadirkan anggota Kepolisian Skotlandia yang berpengalaman dalam merencanakan pengamanan Piala Dunia, Patrick O’Callaghan dan Inspektur Pertandingan, Calum Glenny.
Agung menambahkan pada hari pertama kursus, Kamis (26/1/2023), para peserta langsung terjun dibawa ke lapangan, Stadion Gelora Bung Karno (GBK), guna mengamati satu per satu sarana stadion. Termasuk Venue Operation Control di stadion terbesar di Indonesia tersebut. Pengenalan ini merupakan bekal awal bagi peserta kursus kelas operator dan trainer.
Mike Hardy, ujar Agung, menekankan akan tiga hal ingin ditransformasikan kepada 66 peserta selama kursus berlangsung selama sepekan. Ketiga hal tersebut pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan nilai (Value). (din)