Jakarta (pilar.id) – Siapa sangka, terlalu sering meminum obat sakit kepala, justru dapat menyebabkan sakit kepala berkepanjangan atau yang disebut dengan Medication Overuse Headache (MOH).
Dampak terlalu sering minum obat sakit kepala tersebut, diingatkan oleh praktisi kesehatan, dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta, Dr dr Tiara Aninditha, SpS(K).
“MOH (Medication Overuse Headache) ini istilah baru, ya. Secara sederhananya adalah sakit kepala yang dipicu karena minum obat sakit kepala yang terlalu banyak,” kata dokter Tiara di bincang kesehatan dalam rangka HUT RSCM ke-103 yang disiarka secara daring, Jumat (4/11/2022).
Menurut penjelasan dari dokter Tiara, MOH ini paling sering terjadi pada penderita migrain dan wanita di usia produktif yang banyak menghabiskan waktu di depan layar gawai.
“Karena migrainnya mengganggu dan dia tidak menemukan cara yang tepat (untuk menghilangnya). Padahal bisa saja migrainnya dipicu hal-hal tertentu, jadi bukan menghindari penyebabnya malah dia menghilangkan (migrain) dengan jalan pintas berupa minum obat,” katanya.
“Kemudian yang sering melihat layar itu kan rasanya enggak nyaman di kepalanya, padahal ada cara lain tapi ditanganinya malah minum obat terus-menerus,” tambahnya.
Ia menjelaskan, seseorang dapat dikatakan berlebihan jika mengonsumsi obat sakit kepala jika melakukannya selama lebih dari 10-12 hari tiap bulan dalam tiga bulan terakhir untuk satu jenis obat.
“Misalnya paling sering kan minum parasetamol yang merek bebasnya ada macam-macam, coba saja hitung kira-kira seminggu minimal tiga kali minum, Senin sudah, Selasa sudah, lalu beberapa hari kemudian juga, nanti minggu depan begitu lagi. Kalau itu terjadi setidaknya tiga bulan, berarti kita sudah dalam taraf minum obat terlalu banyak,” katanya.
“Begitu kita mau stop atau enggak minum (obat) di minggu-minggu berikutnya, kepalanya malah sakit. Jadi ketahuannya adalah kita jadi kebiasaan dan susah menghentikan minum obat tersebut,” tambahnya.
Oleh karena itu, Tiara menyarankan agar tidak menjadikan obat sebagai jalan pintas saat mengalami sakit kepala dan cobalah untuk melakukan upaya lain seperti beristirahat yang cukup. Selain itu, penting juga untuk mengelola stres dengan baik karena stres juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala.
“Kalau migrain memang disarankan minum obat segera saat gejala sakit kepalanya muncul. Tapi jika tidak membaik, kuncinya bukan berarti harus minum terus menerus. Sebaiknya pergi ke dokter supaya tidak masuk ke MOH,” katanya.
Selain itu, disarankan untuk mengganti obat yang terlalu lama diminum dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sakit kepala yang berulang, demikian Tiara Anindhita. (fat)