Surabaya (pilar.id) – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia, berbagai acara digelar untuk merayakan momen penting ini.
Salah satu inisiatif yang menarik perhatian adalah pentas seni budaya bertema Ludruk Milenial yang diinisiasi oleh Moch. Jalal, S.S., M.Hum., dosen Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR).
Pentas “Ludruk Milenial Sumorame” yang digelar di Desa Sumorame, Kabupaten Sidoarjo pada Jumat malam (23/8/2024), tidak hanya menjadi ajang hiburan bagi masyarakat, tetapi juga bertujuan untuk melestarikan kesenian Ludruk yang kini mulai terlupakan. Moch. Jalal, yang juga berperan sebagai sutradara dalam pertunjukan ini, menekankan pentingnya menghidupkan kembali fungsi dan nilai-nilai Ludruk di tengah masyarakat.
“Ludruk sudah jarang dipentaskan, dan nilai-nilainya mulai memudar. Melalui pentas ini, kami berharap masyarakat bisa mengenang dan memahami kembali pentingnya kesenian ini,” ujar Jalal dalam sambutan pembukaannya.
Sarana Edukasi dan Hiburan Publik
Selain menjadi bagian dari perayaan HUT RI, pentas “Ludruk Milenial” ini juga dirancang sebagai sarana edukasi publik. Menariknya, seluruh pemain dalam pertunjukan ini adalah warga sekitar yang tidak memiliki latar belakang sebagai seniman Ludruk. Hal ini, menurut Jalal, merupakan langkah penting untuk mengedukasi masyarakat serta mengembangkan Ludruk di masa depan.
“Sebagai dosen, saya berkomitmen untuk mengedukasi dan mengenalkan kembali Ludruk kepada masyarakat. Harapannya, kesenian ini bisa kembali ke fungsinya semula seperti pada masa kejayaannya,” ungkapnya.
Persiapan pementasan ini memakan waktu sekitar satu bulan, mulai dari pemilihan lakon, latihan, hingga mekanisme pertunjukan.
Jalal juga menegaskan bahwa kondisi kesenian Ludruk saat ini sangat kritis, meski ada beberapa pihak yang masih berupaya mempertahankannya. Ia berharap bahwa pentas seperti ini dapat menjadi titik awal bagi kebangkitan kembali Ludruk di tengah masyarakat.
“Harapan saya, Ludruk bisa kembali dikenal oleh masyarakat luas dan, dengan dukungan semua pihak, kejayaan Ludruk bisa hidup kembali,” pungkas Jalal. (ipl/hdl)