Jakarta (pilar.id) – Survei nasional oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada periode 3-5 Desember 2023 menunjukkan peningkatan elektabilitas pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memimpin dengan angka elektabilitas sebesar 45,6 persen, meningkat dari angka 35,9 persen pada Oktober 2023.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyampaikan hasil survei ini secara daring dari Jakarta. Menurutnya, pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada di posisi kedua dengan elektabilitas 23,8 persen, sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 22,3 persen.
“Angka untuk Prabowo-Gibran cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan Oktober 2023. Anies-Muhaimin juga cenderung mengalami peningkatan, sedangkan Ganjar-Mahfud cenderung mengalami penurunan,” jelas Djayadi.
Dalam perbandingan dengan survei Oktober 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami kenaikan sebesar 9,7 persen. Sementara itu, Ganjar-Mahfud mengalami penurunan sebesar 2,3 persen, dan Anies-Muhaimin mengalami peningkatan sebesar 2,7 persen.
Djayadi juga mencatat penurunan tingkat responden yang menyatakan “belum menjawab” dari 18,3 persen pada Oktober menjadi 8,3 persen pada Desember.
“Yang pada Oktober lalu belum menentukan pilihan, pada saat ini banyak pindah ke Prabowo, dan sebagian dari kenaikan Prabowo itu berasal dari penurunan suara Ganjar. Sementara Anies tidak mendapatkan dampak negatif dari kenaikan suara Prabowo, malah mengalami kenaikan,” paparnya.
Menurut penjelasan Djayadi, mayoritas responden yang memilih Anies-Muhaimin menginginkan perubahan. Sementara itu, pemilih Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud lebih melihat pasangan tersebut sebagai sosok yang paling mampu memimpin.
“Ada kesamaan antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, dan perbedaannya mencolok dengan Anies-Muhaimin, yaitu soal ingin perubahan. Masyarakat tampaknya masih membelah ketiga pasangan ini menjadi dua bagian, pasangan yang melanjutkan kepemimpinan sekarang dan pasangan yang akan melakukan perubahan,” ujar Djayadi.
Survei ini melibatkan warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah dan memiliki telepon. Sampel sebanyak 1.426 responden dipilih melalui metode random digit dialing (RDD), dengan margin of error sekitar 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (usm/hdl)