Jakarta (pilar.id) – Kepa Arrizabalaga. Dikenal sebagai kiper spesialis penahan tendangan pinalti. Dan Senin (28/2/2022) dini hari tadi, ia disiapkan oleh Thomas Tuchel sebagai kartu truft. Kartu andalan untuk memenangkan laga final Carabo Cup, jika pertandingan berlangsung hingga babak adu pinlati.
Benar saja, setelah bermain hingga 120 menit tanpa gol, laga antara Chelsea dan Liverpool di ajang Piala Carabao harus dilanjutkan ke babak adu pinalti. Kepa masuk menggantikan Mendy yang bermain gemilang menjaga gawang Chelsea dari gempuran para pemain Liverpool di menit 118.
Di babak adu pinalti, satu per satu pemain Liverpool dan Chelsea maju sebagai penendang. James Milner jadi penendang pertama, diikuti Marcos Alonso.
Lalu Fabinho, Romelu Lukaku, Van Dijk, Havertz, Trent, Recee James, sampai ke penendang kelima, Salah, lalu Jorginho. Semua tendangan pinalti kesepuluh pemain tersebut masuk ke gawang.
Adu pinalti pun dilanjutkan hingga ada selisih jumlah gol. Namun, hingga penendang kesepuluh, semuanya masuk. Kepa, yang dimasukkan untuk membendung tendangan pinalti para pemain Liverpool tak bisa menggagalkan satu tendangan pun.
Tibalah saatnya Kelleher, kiper Liverpoll dan Kepa yang bergantian menendang pinalti. Kelleher maju lebih dahulu sebagai penendang. Ia menempatkan bola di kiri atas dan tidak bisa diantisipasi Kepa.
Kepa jadi penendang terakhir. Setelah menata bola di titik putih, Kepa lalu mengambil ancang-ancang. Beberapa detik kemudian, ia berlari kecil dan menendang bola. Sial bagi Chelsea, sial bagi Kepa.
Bola hasil tendangannya melambung jauh ke atas gawang dari Kelleher. Para pemain Liverpool pun berlari ke arah Kelleher dan merayakan keberhasilan mereka menjadi juara Carabao Cup 2022.
Pertandingan di Stadiun Wembley Senin(28/2/2022) dini hari tadi berjalan dengan ketat dan seru. Kedua tim menurunkan permain terbaik mereka. Bermain dengan semangat tinggi untuk memenangkan laga.
Meski Carabao Cup hanya kejauraan kasta ketiga setelah Premier League dan FA Cup. Namun, pertandingan yang tersaji antara Liverpool dan Chelsea justru lebih terlihat layaknya final Liga Campions.
Baik Chelsea maupun Liverpool bermain menyerang sejak menit-menit awal. Pulisic lebih dahulu mendapatkan peluang untuk mencetak gol saat laga belum genap berusia 5 menit. Sayang sontekan dari jarak dekatnya masih bisa diblok oleh Kelleher.
Begitu juga dengan kesempatan yang didapatkan Mount. Menerima umpan cut back dari Havetrz di dalam kotak pinalti, Mount yang berlari dari belakang menyongsong bola gagal melakuakn tendangan tepat sasaran. Padahal, ia sudah berhadapan langsung dengan Kelleher.
Liverpool juga sempat membuat peluang emas ketika Keita melepaskan tendangan keras dari luar kotak pinalti. Beruntung, Mendy masih bisa melakukan blok. Mane yang melihat kesempatan, kemudian melepoaskan tendangan keras ke gawang. Namun, Mendy yang masih dalam kondisi terbaring masih sanggup menepis bola tersebut untuk menggagalkan gol Mane.
Mane juga sempat mencetak gol di babak kedua. Bermula dari skema tendangan bebas, Mane berhasil menyundul bola yang diarahkan ke tiang jauh. Sayang, Van Dijk terlebih dahulu dinyatakan dalam posisi offside.
Chelsea pun sempat mencetak gol. Bukan hanya sekali tetapi, dua kali. Pertama ketika Havertz berhasil menyundul bola dari umpan silang Werner. Sayang, gol ini juga di anulir karena offside.
Kedua, gol dari Lukaku di babak extra time juga dianulir. Sebab, sebelum Lukaku berhasil melepaskan tendangan keras ke gawang Kelleher, ia berada dalam posisi offside ketika menerima umpan terobosan dari Chalobah.
Dengan hasil ini, Liverpool berhasil menjadi Juara Piala Liga atau Carabao Cup 2022 setelah menang di adu pinalti. Namun, kedua klub sudah menunjukkan performa yang sangat atraktif dan enak untuk ditonton. (fat)