Surabaya (pilar.id) – Kota Surabaya memiliki destinasi wisata baru yakni Alun-Alun Kota Surabaya. Sejak diresmikan pada Agustus 2020 lalu, alun-alun ini telah menjadi salah satu ikon wisata baru. Terutama untuk wisata keluarga dan anak-anak muda.
Alun-alun Surabaya ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah taman yang berada di lantai atas atau outdoor. Satu lagi berada di basement bawah tanah. Sejak dibuka kembali awal Maret lalu setelah sebelumnya ditutup akibat pandemi, Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan inovasi agar wisata ini makin digemari.
Terbaru, mereka menyiapkan Alun-alun Food Court Surabaya yang berada di kawasan outdoor. Di sana, ada 5 stand makanan yang semuanya diisi oleh usaha dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Pemkot Surabaya.
Selain jadi tempat makan, Alun-alun Food Court ini juga cocok untuk dijadikan tempat kongkow seperti ketika hendak menikmati senja di sore hari.
Seperti salah satu pedagang, bernama Fitria Ulfah yang merupakan owner dari Tore-tore. Dirinya menjual produk makanan ringan berupa kebab, pizza dan lainnya. Ia menilai program dari pemerintah yang menyediakan tempat bagi UMKM sangat membantu untuk mengenalkan produknya.
“Kita merasa terbantu juga, misal biasanya kita jualannya di online dalam bentuk frozen, adanya event seperti ini, saya harap orang bisa lebih tahu tentang aneka produk kami. Biasanya kami menjual secara partai, kalau seperti ini konsumen tidak harus pesan banyak dan bisa menikmati produk makanan kami,” ujarnya.
Lebih rinci, Fitria nama panggilannya juga menyebut beberapa keuntungann yang didapatnya selama berjualan di Food Court Alun-alun Surabaya, yang telah berlangsung dari tanggal 19 sampai 30 Maret kedepan dan buka setiap jam 9 pagi hingga 9 malam ini, yaitu dirinya tak harus membayar uang sewa ataupun kebersihan.
“Masa percobaan jualan disini, kami tidak ditarik uang sewa ataupun kebersihan, semua masih dari Pemkot. Seperti sejam sekali, atau kondisional akan ada petugas kebersihan yang mengambil sampah, sehingga tak menumpuk dan membersihkan lantai agar tak terlihat kotor,” sebut wanita 40 tahun ini.
Tak hanya itu, ia mengaku dari awal berjualan hingga saat ini, penghasilannya meningkat hingga dua kali lipat, dari hari biasanya, apalagi ketika akhir pekan yang membuat dirinya dengan karyawannya cukup keletihan.
“Sangat meningkat, 100 persen malah, apalagi di sore hari sampai malam dan di akhir pekan. Minggu kita buka dari pagi, Sabtu dan Minggu biasanya paling ramai,” ucapnya.
Meski begitu, menurut Fitria ada beberapa hal yang perlu dibenahi, seperti penambahan kursi yang bagi dirinya masih minim dan kerap membuat beberapa pelanggannya tak mendapat duduk dan terpaksa membawa makanannya pulang
“Jadi seringnya mereka beli harus dibawa pulang. Beberapa mereka ingin menikmati suasana makan disini, tetapi tidak bisa karena tempat duduk yang terbatas, terutama pada akhir pekan,” jabarnya.
Kedepan, bila Food Court Alun-alun Surabaya di sewakan dengan perbayar. Fitria berharap agar harga sewanya tak terlalu mahal atau ia mengusulkan, jika satu stand bisa dibagi untuk dua UMKM, mungkin dirinya bisa lanjut dan menyewa stand.
“Kalau disewakan bisa dengan harga terjangkau, karena kita masih dilevel UMKM, bukan yang bisnis besar. Jadi setidaknya memberi peluang kepada UMKM untuk bisa berkembang,” harap Fitria. (jel/fat)