Surabaya (pilar.id) – Prof. Nurhasan, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), menekankan perlunya menjaga etika dan objektivitas bagi sejumlah akademisi dalam menyampaikan pendapat terkait politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Nurhasan, yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengungkapkan bahwa kebebasan berpendapat perlu dihormati sebagai bagian dari otonomi kampus yang dijamin oleh undang-undang (UU).
“Kebebasan berpendapat harus memiliki koridor. Koridor tersebut harus diikuti agar kebebasan itu bersifat objektif, didasari oleh nilai etika, dan demi kebaikan bangsa,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/2/2024).
Nurhasan menegaskan penghormatan terhadap kebebasan berpendapat, asalkan kebebasan tersebut tidak bersifat tendensius. “Jangan sampai kebebasan berpendapat digunakan untuk menghujat, memfitnah, atau bahkan menghasut. Hal ini jauh dari nilai-nilai etika, apalagi sampai pada tindakan anarkis. Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.
Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Mundakir, menyatakan bahwa kebebasan akademik, kebebasan berpendapat, dan hal serupa merupakan esensi kemanusiaan. Namun, di tengah situasi politik saat ini, perlu berhati-hati agar kegiatan tersebut tidak disusupi oleh kepentingan politik praktis.
“Kepedulian terhadap kondisi aktual masyarakat adalah tanggung jawab semua kampus. Namun, harus dilakukan dengan hati-hati dan pemahaman situasi. Aksi-aksi tersebut jelas dimanfaatkan dan berpotensi menguntungkan salah satu kontestan. Kampus harus menjaga agar suasana tetap sejuk dan damai,” tambahnya.
Mundakir berharap agar seluruh warga civitas academica di kampus memahami arti dan pentingnya netralitas dalam konteks Pemilu 2024. Mereka diharapkan menjadi contoh dalam menjaga netralitas, integritas, dan profesionalisme, serta mengedepankan kepentingan publik di atas segalanya.
“Langkah ini penting untuk memastikan Pemilu yang tinggal menghitung hari ini bisa berlangsung damai dan demokratis,” ungkap Mundakir.
Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Ciputra, Victor Effendi, berharap semua pihak dapat melihat kepentingan yang lebih besar, yaitu bangsa dan negara. Dia menekankan bahwa sebagai warga negara, kita harus mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan kelompok atau golongan tertentu.
“Marilah kita utamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun kelompok,” ujarnya. Victor juga mengapresiasi kinerja TNI dan Polri yang menjaga proses pemilu, berharap pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
“Kami mengapresiasi TNI dan Polri dalam menjaga pemilu kali ini. Semoga pemilu ini berjalan damai seperti pemilu-pemilu sebelumnya,” tambahnya.
Victor melihat bahwa TNI dan Polri tetap menjaga netralitas mereka, begitu juga dengan pemerintah yang sudah menunjukkan netralitasnya menjelang pemilu yang akan berlangsung pada 14 Februari mendatang. “Semoga pemilu ini berjalan aman dan damai. Kami harap semua bisa memberikan hak pilihnya pada pemilu nanti,” pungkasnya. (ipl/hdl)