Pontianak (pilar.id) – Sebanyak 44 usaha kecil menengah (UKM) lolos kurasi produk. Untuk UMK yang mengikuti kurasi tersebut berasal dari segmentasi food, kerajinan, dan fashion.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Barat, Agus Chusaini mengatakan hal itu dalam rangkaian Saprahan Khatulistiwa Kalimantan Barat tahun 2022 di Pendopo Gubernur, Jalan A Yani, Senin (4/6/2022).
Menurutnya kurasi dilakukan untuk menghubungkan UMKM dengan platfom digital agar bisa memperluas akses pasarnya. Termasuk untuk mempersiapkan UMKM agar masuk dalam ekosistem perdagangan dan jasa pemerintahan.
“Kurasi diikuti ada 64 UMKM sedangkan yang lolos ada 44 UMKM lolos kurasi,” tegas Agus disela-sela pembukaan acara Saprahan Khatulistiwa.
Ia menjelaskan pihaknya terus mendorong digitalisasi UMKM. Caranya dengan kurasi yang telah dilakukan saat ini. Kemudian bekerjasama dengan platfom untuk ecomerce.
Diakuinya saat ini, platfom yang sudah bekerjasama adalah Ladara. Namun tidak menutup kemungkinan akan bekerjasama dengan platform ecommerce lainnya. “Semakin banyak platfrom untuk memboarding UMKM-nya,” cetusnya.
Menurutnya digitalisasi UMKM tidak hanya pemasaran tapi juga pembayaran.
“Meskipun digital itu mudah diucaakan tapi susah dijalankan, tapi tetap diupayakan untuk membuat ekosistem yang digital,” urai Agus.
Ekosistem itu ia menjelaskan untuk membantu UMKM yang tidak ramah digital. Sebab tidak semua UMKM pintar dalam pemasaran meskipun memiliki kemampuan produksi produk yang baik. “Itu yang coba dibangun,” tuturnya.
Rangkaian Saprahan Khatulistiwa telah digelar sejak Mei 2022. Dari edukasi dan pendampingan program produk pangan untuk UMKM baik dari perbankan, lembaga hingga pemerintah daerah. Lalu pendampingan sertifikasi halal yang bekerjasama dengan MUI dan Kementerian Agama. Selanjutnya kurasi produk UMKM.
Ia menambahkan rangkaian lain yang dilakukan yakni digitalisasi pasar tradisional melalui program QRIS. Program ini sudah dilakukan di 19 pasar tradisional di Kalbar.
“Ini merupakan tahun kedua digelarnya Saprahan Khatulistiwa. Agenda ini menyemarakkan pariwitasa, keuangan dan UMKM Kalimantan Barat agar lebih dikenal,” ucapnya lagi.
Sementara itu hingga saat ini tercatat 13.000 UMKM di Kalimantan Barat yang sudah terdaftar di Pusat Layanan Usaha Terpadu. Kemudian 15 persennya adalah UMKM yang sudah melakukan pemasaran secara digital.
Kadis Koperasi dan UKM Kalimantan Barat Junaidi menambahkan pihaknya terus mendorong digitalisasi UMKM. “Caranya bekerjasama dengan Inkubator Bank Indonesia serta dekranasda,” jelasnya.
Hal itu ditegaskannya dimulai dari peningkatan sumber daya, kualitas produk hingga akses permodalan.
“Jadi itu semua kami lakukan,” pungkas Junaidi. (din)