Surabaya (pilar.id) – Minggu malam lalu, sebuah pertujukan wayang kulit kembali digelar di komplek Taman Budaya Jawa Timur (TBJT), Jalan Gentengkali, Surabaya.
Pendopo Jayengrono di TBJT dipenuhi perangkat gamelan, deretan wayang dan peralatan tata suara.
Di kota besar seperti Surabaya, pagelaran wayang kulit tak lagi mudah dijumpai. Apalagi yang digelar di kawasan sibuk di bagian timur dan pusat kota. Maka pertunjukan wayang kulit di tengah kota tergolong langka.
Bagi Suparman, warga Jalan Gubeng Klingsingan, pertunjukan wayang kulit sayang untuk dilewatkan. “Hampir tiap tahun saya nonton wayang kulit di sini (TBJT). Tahu informasinya dari baliho yang terpasang di depan gedung ini,” tutur Suparman, mantan pemain karawitan ini.
Penampilan wayang kulit Jawa Timuran malam itu menjadi bagian dari Pekan Wayang Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai 1-7 November 2022. Muliastuti, warga Jalan Mojo, datang menyaksikan wayang kulit bersama dua anak perempuannya.
“Suami saya kerja di Taman Budaya ini, jadi saya dan anak-anak suka lihat wayang pada akhirnya,” jelas Muliastuti yang tengah menunggui putri pertamanya tertidur di dekat pertunjukan wayang.
Pihak penyelenggara juga menyediakan makan malam berupa nasi bungkus daun dan minuman hangat gratis yang ditempatkan di belakang panggung wayang kulit.
Untuk memperluas jangkauan penonton, gelaran wayang kulit juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube TBJT.
“Mungkin sebagian warga kota juga menonton lewat Youtube, jadi yang datang menonton langsung tidak terlalu banyak,” kata Heri Lentho, budayawan dan koreografer Surabaya. (muk/hdl)