Jakarta (pilar.id) – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prof Dwikorita Karnawati, hingga saat ini sudah terjadi kurang lebih sebanyak 170 gempa susulan atau aftershock di Cianjur, Jawa Barat. BMKG aftershock di Cianjur akan terjadi selama 4 hari hingga 1 minggu.
“Kurang lebih 4 hari sampai 1 minggu diperkirakan. Insya Allah akan berakhir,” kata Dwikorita, Rabu (23/11/2022).
Menurut Dwikorita, aftershock memang masih terjadi, tetapi trennya semakin berkurang, begitu juga dengan kekuatannya yang kian melemah. Meski demikian, masyarakat tetap waspada karena kekuatannya masih cukup besar, seperti yang terjadi hari ini hingga SR 3.
“Yang tadi siang, kekuatannya hanya 3 SR. Tiga itu biasanya lemah. Tapi, kenapa terasa kuat? Karena pusat gempanya hanya 5 Km di bawah permukaan. Jadi itu sangat dekat dengan posisi kita,” kata dia.
Selain itu, ada kecenderungan aftershock semakin mendekati permukaan. Bila pada mainshock atau gempa utama terjadi pada 11 Km, kini aftershocknya sudah mencapai 5 Km.
“Semakin berkurang, semakin melemah tetapi ada tren pusat gempanya semakin dekat ke permukaan. Namun, doanya semoga segera berakhir 4-7 hari,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, hari ini sebanyak 6000 personnil melakukan pencarian korban gempa bumi di Cianjur. Tim gabungan yang terdiri dari BNPB, SAR, BPBD, TNI, Polri, dan relawan menemukan 4 korban baru.
“Tiga meninggal dunia di Cugenang. Satu selamat atas nama Azka, laki-laki umur 6 tahun. Ditemukan di sebelah neneknya, yang neneknya sudah meninggal dunia,” kata dia.
Hingga saat ini, lanjut Suharyanto, terdapat 40 orang yang dinyatakan masih hilang. Sebanyak 39 orang di Cugenang, dan 1 orang di Warungkondang. (ach/hdl)