Jakarta (pilar.id) – Grand Seiko Asia Pacific baru-baru ini menggelar pameran Alive in Time through the Five Senses pada tanggal 15-18 Maret lalu di 72-13, dihadiri oleh 150 tamu undangan.
Pameran ini pertama kali digelar di Tokyo, Jepang, pada bulan September tahun lalu, dan menjadi ajang eksklusif yang memamerkan sejarah, keahlian, inovasi, serta seni pembuatan jam tangan Grand Seiko, sambil memperkenalkan kebudayaan dan warisan Jepang melalui pengalaman imersif yang menggabungkan panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman.
Selama lebih dari 60 tahun, Grand Seiko telah menjadi pemimpin dalam industri jam tangan. Perusahaan ini terus berkembang dalam hal desain, material, dan teknologi pembuatan jam tangan.
Dengan sejarah panjangnya dalam mencapai keunggulan, Grand Seiko dikenal akan presisi, kualitas, dan keanggunan yang tak lekang oleh waktu. Filosofi mereka, yang dikenal sebagai “The Nature of Time,” mencerminkan komitmen mereka untuk menciptakan jam tangan yang lebih dari sekadar alat penunjuk waktu, sambil mengekspresikan spiritualitas Jepang tentang waktu dan keahlian Takumi.
“Alive in Time” adalah pesan terbaru yang diusung Grand Seiko, menyoroti dinamisme dan komitmen merek ini sebagai produsen jam tangan mewah yang selalu berinovasi dan menciptakan terobosan dalam pembuatan jam tangan. Karya-karya Grand Seiko menarik minat individu modern yang terus berubah.
Di area pameran “Sight,” para tamu diajak untuk mengenal movement yang menjadi dasar bagi jam tangan Grand Seiko, yaitu 9S Mechanical, 9R Spring Drive, dan 9F Quartz, serta menyaksikan demonstrasi perakitan movement 9S dan 9R oleh dua master watchmaker Grand Seiko, Satoshi Hiraga dan Ikukiyo Komatsu.
Salah satu sorotan utama adalah “Kodo Constant-Force Tourbillon,” jam tangan mekanis komplikasi pertama dari Grand Seiko, yang berhasil meraih penghargaan Chronometry di ajang “Grand Prix d’Horlogerie de Geneve 2022.” Di area pameran “Sound,” para tamu dapat mempelajari perakitan 340 komponen jam tangan dan mendengarkan suara ritme 16-detak Kodo, dalam sebuah pertunjukan yang imersif dengan efek cahaya.
Di area “Touch,” para tamu dapat menjelajahi koleksi jam tangan elegan Grand Seiko yang terinspirasi dari keindahan alam. Mereka juga dapat mencoba langsung presisi, kualitas, dan keindahan jam tangan tersebut. Sementara itu, di area “Taste” dan “Smell,” tamu dapat menikmati presentasi jam tangan sambil menikmati sajian Hassun khas Jepang dari Chef Aeron dari Kappou, yang mencerminkan perubahan musim dari musim Dingin ke musim Semi.
Ida Idris-Low, Managing Director Grand Seiko Asia Pacific, mengomentari kesuksesan pameran ini, menyatakan bahwa pameran ini adalah pencapaian penting bagi Grand Seiko. Ini merupakan pameran berskala besar pertama yang diadakan Grand Seiko di Asia Pasifik, dan membuktikan dedikasi merek ini pada keahlian, inovasi, dan seni pembuatan jam tangan.
Pameran ini tidak hanya mencerminkan komitmen Grand Seiko pada para penggemar dan klien, tetapi juga merupakan ajang imersif yang menghubungkan tamu undangan dengan pesona jam tangan Grand Seiko melalui pengalaman panca indera.
Grand Seiko, yang didirikan pada tahun 1960, telah membangun reputasi sebagai merek jam tangan mewah terkemuka di Jepang. Pada tahun 2010, Grand Seiko mulai memperluas jangkauannya secara global sehingga jam tangan buatannya dapat dinikmati oleh penggemar di seluruh dunia.
Sebagai salah satu produsen jam tangan terintegrasi, Grand Seiko menguasai seluruh proses produksi jam tangan, dari material komponen, desain, manufaktur, perakitan, hingga penyesuaian, demi mempertahankan standar kualitas terbaik. Setiap jam tangan Grand Seiko mencerminkan keahlian dan presisi dari ahli jam tangan yang merakitnya dengan teliti, sambil mengutamakan estetika Jepang yang khas. (ret/hdl)