Bandung (pilar.id) – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat turut berpartisipasi dalam puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), yang diadakan di Kota Solo, Jawa Tengah.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, didampingi oleh istrinya, Sukmawati Latif, tampil memukau dalam pawai dan kirab Dekranas yang berlangsung di sepanjang Jalan Stadion Sriwedari, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Teuku Umar, Jalan Ronggowarsito, hingga Mangkunegaran.
Arsan dan istrinya tampil serasi dengan kostum merah menyala yang glamour. Sang istri mengenakan gaun bermotif batik dan membawa tas antik dari bahan eceng gondok. Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat, Ade Zakir, mengenakan baju pangsi hitam yang dipadukan dengan kaos putih dan topi berwarna krem, serupa dengan yang dikenakan Arsan Latif. Istri Ade Zakir mengenakan kebaya merah muda berhiaskan manik-manik mewah, lengkap dengan selendang dan kerudung abu tua.
Penampilan memukau Arsan dan Sukmawati serta Ade Zakir dan istrinya berhasil menarik perhatian penonton. Mereka melambaikan tangan dari atas mobil hias yang didekorasi dengan replika Observatorium Bosscha dan dikelilingi berbagai bunga berwarna-warni. Di atas mobil hias tersebut, dipamerkan beragam kerajinan tangan dari UMKM Kabupaten Bandung Barat, termasuk produk dari eceng gondok, kayu, dan bambu.
Pesona Bandung Barat dalam acara bergengsi ini mencuri perhatian banyak orang. Arsan Latif menyatakan bahwa kostum yang dikenakan olehnya dan istrinya adalah produk unggulan dari UMKM Bandung Barat.
“Yang kami pakai dan pamerkan adalah produk unggulan UMKM. Bagus-bagus, kan? Saya kira, produk UMKM KBB bisa bersaing dengan produk lainnya,” ujar Arsan Latif saat dihubungi pada Kamis (16/5/2024).
Arsan merasa bangga bisa mengenakan dan memamerkan kostum produk UMKM Bandung Barat di hadapan masyarakat luas di tingkat nasional. Menurutnya, Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi besar dengan produk UMKM, mulai dari kerajinan tangan, fashion, hingga berbagai macam makanan dan minuman berkualitas.
Hebatnya, produk kerajinan tangan ini memanfaatkan bahan dasar yang sering dianggap sebagai sampah, seperti eceng gondok yang diubah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
“Coba perhatikan tas yang dipakai ibu (Sukmawati). Luar biasa bagus, padahal bahan dasarnya dari eceng gondok,” ungkapnya.
Produk olahan tangan berbahan dasar eceng gondok ini sudah menembus pasar Bali dan Yogyakarta, dua daerah tujuan wisata nasional dan internasional. Banyak produk UMKM KBB lainnya juga telah tembus pasar modern, termasuk produk ecoprint yang berhasil masuk ke Heritage Uniqlo.
“Produk Ecoprint ini sudah lolos kurasi Provinsi Jawa Barat dan tim kurasi dari Uniqlo,” tambahnya.
Selain fashion dan kerajinan tangan, UMKM Bandung Barat juga dikenal dengan berbagai macam olahan makanan dan minuman. Arsan berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi UMKM Bandung Barat guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kami sadar sektor perekonomian ini banyak disokong oleh perkembangan UMKM. Pemda KBB akan terus mendorong perkembangan UMKM dengan memberikan kemudahan perizinan serta bantuan sesuai dengan kemampuan anggaran,” pungkasnya. (usm/hdl)