Baku (pilar.id) – Dalam ajang COP 29 di Azerbaijan, PT Pupuk Indonesia (Persero) mengukuhkan posisi Indonesia dalam transisi energi hijau global dengan meluncurkan Proyek GAIA (Green Ammonia Initiative from Aceh).
Proyek ini akan menjadi fasilitas hybrid green ammonia pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi mutakhir untuk menghasilkan amonia dari hidrogen melalui elektrolisis air, sekaligus tetap menggunakan bahan baku gas alam. Proyek GAIA akan didirikan di pabrik milik Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh, menandai langkah besar Indonesia dalam memperkuat energi hijau.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan bahwa Proyek GAIA tidak hanya merupakan upaya optimalisasi aset, tetapi juga langkah inovatif dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang mendukung ekonomi, lingkungan, dan ketahanan pangan serta energi nasional.
Produksi amonia hijau ini dinilai memiliki potensi besar sebagai komoditas strategis bernilai tinggi, terlebih dengan tingginya permintaan amonia hijau global, yang juga membantu pencapaian target Net Zero Emission Indonesia pada 2060.
Untuk merealisasikan Proyek GAIA, Pupuk Indonesia menggandeng Toyo Engineering Corporation dan ITOCHU Corporation dari Jepang. Kolaborasi ini bertujuan mempercepat implementasi teknologi rendah karbon di Indonesia serta mendukung rantai pasok internasional untuk amonia hijau. Dengan sinergi ini, Indonesia diharapkan dapat memperkuat peran dalam peta energi hijau global.
Dalam proyek ini, listrik untuk proses elektrolisis akan dipasok dari sumber energi terbarukan melalui PLN, sedangkan teknologi rancang bangun berasal dari Toyo. ITOCHU turut mendukung aspek marine bunkering untuk amonia hijau, yang akan meningkatkan konektivitas distribusi produk ini ke pasar internasional. Proyek GAIA juga menjadi bagian penting dalam mendorong hilirisasi industri kimia di Indonesia dengan konsep energi berkelanjutan.
Proyek GAIA ini memiliki manfaat ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Selain mendatangkan investasi, proyek ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi hijau serta berpotensi untuk dikembangkan di fasilitas produksi amonia lainnya di Indonesia. Ini penting untuk memastikan pasokan bahan baku pupuk ramah lingkungan yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun di Lhokseumawe akan menjadi lokasi dari proyek ini, menyediakan infrastruktur penting yang mendukung investasi hijau dan mempercepat potensi ekonomi dari Proyek GAIA. Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun dalam produksi, penyimpanan, dan distribusi amonia, Pupuk Indonesia berada pada posisi strategis untuk membawa Indonesia menjadi pemain kunci dalam industri amonia hijau dunia.
“Proyek GAIA menempatkan Pupuk Indonesia di garis terdepan inovasi teknologi rendah karbon dan menjadi langkah penting dalam upaya dekarbonisasi industri pupuk nasional, yang juga berpotensi menjadi model bagi negara lain dalam mengembangkan green ammonia,” ujar Rahmad Pribadi. (hdl)