Jakarta (pilar.id) – Data terbaru inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan kenaikan tipis sebesar 2,7 persen secara tahunan pada November 2024, naik dari 2,6 persen bulan sebelumnya. Kenaikan ini memicu optimisme di kalangan investor terkait pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) dalam pertemuan FOMC minggu depan.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS juga mencatat peningkatan Indeks Harga Konsumen (CPI) utama sebesar 0,3 persen secara bulanan, dibandingkan 0,2 persen pada Oktober. Sementara itu, CPI inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, tetap stabil di angka tahunan 3,3 persen dengan kenaikan bulanan 0,3 persen.
Stabilitas inflasi ini mendukung ekspektasi pasar bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Alat CME FedWatch menunjukkan probabilitas 97 persen terhadap skenario tersebut.
Kabar inflasi ini membawa angin segar bagi pasar kripto yang sebelumnya mengalami volatilitas tinggi. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mencatat bahwa harga Bitcoin melonjak 6 persen, mencapai 101.000 Dollar AS atau sekitar Rp 1,6 miliar setelah data CPI dirilis.
“Pasar kripto sempat berfluktuasi tajam awal pekan ini akibat likuiditas besar. Namun, data inflasi ini memberi kejelasan sehingga investor kembali optimis,” jelas Fyqieh.
Altcoin seperti Ethereum (ETH), XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA) juga mencatatkan kenaikan signifikan. XRP memimpin dengan lonjakan 23 persen, diikuti SOL sebesar 11 persen, dan ADA sebesar 16 persen. Indeks Fear and Greed pasar kripto kini berada di level 73, mencerminkan sentimen “Extreme Greed” di kalangan investor.
Meski demikian, investor masih menantikan data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis Kamis (12/12). “Data PPI ini diharapkan memperkuat ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan Fed,” tambah Fyqieh.
Selain Bitcoin dan altcoin utama, sektor token berbasis kecerdasan buatan (AI) menunjukkan performa positif dengan kenaikan lebih dari 7 persen, bahkan beberapa token mencatat lonjakan dua digit. Koin meme seperti Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), dan FLOKI juga ikut reli, memperkuat optimisme pasar.
Namun, Fyqieh mengingatkan pentingnya kewaspadaan. “Bitcoin memiliki sejarah volatilitas ekstrem, dan koreksi harga sering terjadi setelah lonjakan besar. Investor perlu memahami risiko sebelum mengambil keputusan,” tegasnya.
Dengan prospek pemangkasan suku bunga Fed dan data inflasi yang stabil, pasar kripto menunjukkan potensi penguatan lebih lanjut. Pertemuan FOMC minggu depan akan menjadi momen krusial bagi arah kebijakan moneter AS dan dampaknya pada aset-aset berisiko, termasuk mata uang kripto. (mad/hdl)