Gunungkidul (pilar.id) – Riezky Aprilia, anggota Komisi IV DPR RI, menyoroti keberlangsungan ekosistem Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungkidul dalam konteks potensi pariwisata dan investasi.
Dalam kunjungan kerja reses ke He Ha Ocean View Girikarto, kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY pada Jumat (1/3/2024), Riezky menyatakan perlunya kajian mendalam terkait dampak lingkungan dan potensi bencana akibat investasi di wilayah tersebut.
Gunungkidul menarik perhatian investor swasta karena kondisi alamnya yang unik dan masyarakat yang ramah.
Riezky mengungkapkan, “Ekosistem karst ini memang kita butuh kajian lebih dalam, (karena) hal ini kaitannya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menjaga kesinambungan kehutanan itu penting banget.”
Politisi dari Fraksi PDIP ini menegaskan bahwa investasi seharusnya tidak merusak alam dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dihitung daya dukung dan daya tampung lingkungan Gunungkidul, yang termasuk dalam ekosistem yang dilindungi oleh UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Pada prinsipnya terkait lingkungan, kami Komisi IV tidak peduli itu siapa (investornya) selama strict pada peraturan yang berlaku. Fungsi pengawasan kami terhadap mitra-mitra kerja, terhadap suatu wilayah kami tidak subjektif. Akan tetapi perlu diingat bahwa ada aturan yang dipijak oleh pemerintah untuk berangkat ke satu titik, ke titik lainnya itu yang harus dijaga,” ucap Riezky.
Riezky juga membahas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 jo Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang memudahkan pelaku usaha memperoleh Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Meskipun mendukung kemudahan ini, Riezky menekankan perlunya kajian mendalam dengan memperhatikan ekosistem di lingkungan Gunungkidul.
“NIB, amdal itu kan dengan adanya UU Ciptaker itu mempermudah. Akan tetapi perlu juga diingat, kita setuju investasi masuk, akan tetapi kita juga perlu tahu bahwa alam ini butuh dijaga, dan harus ada juga aturan yang menjaga keberlanjutannya seperti apa,” tandasnya. (rio/ted)