Jakarta (pilar.id) – Perang antara Rusia dan Ukraina sudah berjalan lebih dari 11 bulan. Pada 24 Februari 2023 nanti, perang antara Rusia dan Ukraina akan memasuki masa satu tahun penuh.
Perang antara Rusia dan Ukraina ini memang dimulai pada 24 Februari 2022 ketika Rusia melakukan invasi pasukan militer khusus ke Ukraina melalui Kremlin.
Jelang memasuki satu tahun perang Rusia dan Ukraina tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin baru saja menyampaikan ancaman bahwa mereka akan melakukan seranga ke Jerman.
Ancaman untuk menyerang Jerman ini, menurut Putin dilandasi pada keputusan Jerman yang telah setuju untuk memberikan bantuan pada Ukraina berupa tank tempur Leopard.
“Ini tidak dapat dipercaya tetapi, benar. Kita kembali diancam oleh tank Leopard Jerman,” terang Putin di Kota Volgogard dalam peringatan kemenangan tentara Merah melawan pasukan Nazi 80 tahun lalu, Jumat (3/2/2023).
Ancaman dari Putin tersebut, juga dilandasi pada pernyataan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky yang menyatakan bahwa Kremlin sedang melakukan konsolidasi pasukan untuk melakukan serangan baru.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Zelensky saat bertemu dengan Ketua Uni Eropa, (EU) Ursula von der Leyen di Kyiv.
Dimana, Uni Eropa juga menyatakan akan memberikan sanksi baru ke Rusia tepat pada 24 Februari 2023 nanti ataui setahun setelah serangan Kremlin ke Ukraina.
“Perang modern dengan Rusia akan sangat berbeda,” ancam Putin memberi peringatan.
Meski memberikan ancaman kepada negara-negara Barat yang memberikan bantuan pada Ukraina. Namun, Putin tidak memberikan penjelasan apa yang akan ia lakukan untuk membalas barat.
Meski begitu, banyak pihak yang berasumsi bahwa ancaman Putin tersebut akan berhubungan dengan potensi serangan Nuklir dari Rusia.
Kemarahan Putin terhadap negara-negara Barat ini memang didasarkan pada keputusan beberapa negara yang memberikan suplai senjata pada Ukraina.
Selain bantuan tank tempur Leopard dari Jerman, Amerika Serikat juga disebut telah melakukan kesepakatan untuk memberikan bantuan senjata baru ke Ukraina.
Bahkan, Amerika disebut siap memberikan bantuan militer senilai 2,2 miliar dolar AS.
Dimana, bantuan tersebut nantinya akan termasuk rudal jarak jauh yang baru saja selesai mereka kembangkan melalui Boeing.
Rudal yang dimaksud adalah roket Ground Launched Small Diameter Bombs (GLSDB). Jika dipasok ke Ukraina pada 2023, ini akan menandai ekspor dan penggunaan senjata tersebut untuk kali pertama dalam pertempuran
GLSDB dapat meluncur ke target lebih dari 150 kilometer. Ini diyakini akan makin merubah “wajah perang” setelah sebelumnya penggunaan sistem HIMARS AS yang mampu menembak roket hingga 80 km, membuat kekalahan pasukan Rusia. (fat)