Jakarta (pilar.id) – Karim Benzema berhasil mencetak hattrick di dua laga Liga Champions secara beruntun. Sedangkan Chelsea harus rela menerima dua kekalahan beruntun dengan jumlah kebobolan mencapai 7 gol.
Dini hari tadi, Chelsea menjamu Real Madrid di Stamford Bridge pada leg pertama babak perempat final Liga Champions. Di laga tersebut, Chelsea harus menerima kekalahan 1-3 berkat hattrick yang dicetak oleh Karim Benzema.
Kekalahan Chelsea, tidak bisa dipungkiri akibat dari kesalahan taktik yang dilakukan oleh Thomas Tuchel. Bermain dengan 3-4-3, Tuchel memainkan trio Christensen, Thiago Silva,dan Rudiger.
Pilihan ini kemudian benar-benar disesali oleh Tuchel. Terutama, karena ia menempatkan Christensen sebagai Right Center Back.
Di posisi itu, Christensen berhadapan dengan Vinicius Junior dan berkali-kali terlihat kuwalahan. Ia kalah dari segi kecepatan dengan Vinicius. Dari posisi ini pula, Madrid berhasil mencetak gol pertama di menit ke-21.
“Ya, itu kesalahan saya (dalam memilih pemain),” jelas Tuchel dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Gol tersebut terjadi berkat kombinasi satu-dua antara Benzema dengan Vinicius Junior. Benzema yang turun ke tengah lapangan memberikan umpan terobosan pada Vinicius di sisi kanan pertahanan Chelsea.
Karena Reece James sudah dalam posisi naik, maka Vinicius tinggal berhadapan dengan Christensen.
Setelah membawa bola masuk ke kotak pinalti, Vinicius kemudian mengirimkan umpan lambung ke tengah lapangan. Benzema yang berlari dari belakang tepat setelah memberikan umpan, berhasil menyongsong bola dengan sundulan. Mendy tak berhasil menahannya dan gol pertama Madrid tercipta.
Gol kedua Madrid tercipta tiga menit berselang. Bermula dari umpan silang Modric dari luar sisi kiri kotak pinlati Chelsea, Benzema kembali mencetak gol dengan sundulan. Posisinya yang berada di antara Christensen dan Rudiger membuatnya bisa dengan mudal menyundul umpan dari Modric dan mengarahkan bola ke tiang gawang sisi kiri Mendy.
Di menit 40, Chelsea berhasil memperkecil ketertinggalan. Umpan diagonal Jorginho dari tengah lapangan berhasil disundul Kai Havertz yang lolos dari perangkap offside.
Sundulan tersebut cukup kencang dan mengarah ke bawah sehingga sulit untuk bisa diantisipasi oleh Courtois. Chelsea pun memperkecil skor dengan 1-2 di babak pertama.
Memasuki babak kedua, Tuchel langsung mengubah strategi. Ia menarik keluar Christensen dan menggantikannya dengan Kovacic. Ngolo Kante juga diatarik keluar digantikan Hakim Ziyech.
Namun, baru satu menit berjalan, Madrid sudah kembali berhasil mencetak gol. Kali ini, kecerdikan Benzema dalam melakukan pressing kepada kiper kembali membuahkan hasil. Mendy yang mengontrol bola di luar kotak pinalti melakukan blunder.
Umpannya pada Rudiger terlalu pelan. Padahal, jarak mereka tak sampai 5 meter. Benzema yang melihat kesempatan segera menyongsong bola. Rudiger berusaha melindungi bola dengan body-nya pun tak berhasil.
Benzema yang menguasai bola di luar kotak pinalti tinggal melepaskan tendangan lurus ke gawang kosong dan Madrid unggul 1-3 dengan benzema berhasil mencetak ketiga gol tersebut.
Chelsea di babak kedua memang bermain jauh lebih baik. Dengan Kovacic dan Jorginho di lini tengah, Chelsea jadi lebih solid dalam bertahan. Begitu pula ketika menyerang, lebih banyak kombinasi umpan dari keduanya.
Sayang, hingga peluit panjang berkahir, Chelsea tak berhasil menambah gol. Tedangan keras Azpilicueta dari luar kotak pinalti yang mengarah tepat ke pojok kiri atas gawang Madrid masih berhasil ditepis oleh Courtois.
Begitu juga dengan sundulan Lukaku dari jarak dekat di depan gawang yang masih melebar. Sehingga, Chelsea harus rela menerima kekalahan di Leg peretama melawan Real Madrid. (fat)