Banda Aceh (pilar.id) – Perkebunan warga yang ada di Kecamaatan Padangtiji, Kabupaten Pidie dirusak oleh sekawanan gajah liar. Gajah-gajah tersebut, masuk ke perkebunan sekitar lima hari lalu atau pada Kamis (12/8/2022).
Setidaknya, ada tiga desa atau gampong yang lahan perkebunannya dirusak oleh kawanan gajah liar tersebut.
“Gajah masuk ke kawasan perkebunan warga sejak lima hari yang lalu dan merusak tanaman milik warga,” kata Keuchik/Kepala Desa Gampong Kambuek Nicah, Zul Azmi di Padangtiji, Selasa (16/8/2022).
Ada pun tiga gampong yang tanamannya dirusak gajah liar yakni, Gampong Seunadeu, Gampong Blang Guci, Gampong Kambuek Nicah dalam Kecamatan Padangtiji.
Zul Azmi menambahkan kawanan hewan liar itu merusak tanaman warga setempat berupa tanaman pinang, pepaya, pisang, kelapa dan beberapa jenis tanaman lainnya.
“Tanaman warga di Gampong Seunadeu dan Blang Guci yang paling parah diganggu gajah,” katanya.
Menurutnya, diantaranya kawanan gajah liar itu, ada bayi gajah yang diduga baru saja melahirkan di kebun warga.
Zul Azmi berharap pada pihak terkait agar segera menangani kejadian ini, karena banyak petani terganggu hingga tidak berani melakukan aktivitasnya dan hewan liar tersebut sudah mendekati ke pemukiman penduduk.
Sebelumnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyatakan konflik gajah dengan manusia di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh terjadi hampir setiap hari.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman mengatakan konflik gajah tersebut terjadi karena habitat satwa dilindungi tersebut terganggu dan rusak.
“Konflik atau gangguan gajah terhadap manusia terjadi hampir setiap hari di Aceh. Ini terjadi karena kawasan hutan yang menjadi habitat liar dilindungi tersebut sudah rusak atau terganggu dan berubah fungsi,” kata Kamarudzaman.
Kamarudzaman mengatakan populasi gajah di Provinsi Aceh diperkirakan 500 hingga 600 ekor. Wilayah yang sering terjadi konflik gajah dengan manusia di antaranya di Kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Timur. (fat)