Jakarta (pilar.id) – Maria Tomak, Kepala Departemen Platform Krimea dalam Misi Presiden Ukraina di Republik Otonom Krimea, mengungkapkan pentingnya pemahaman akan kondisi masyarakat Krimea dalam diskusi dan bedah buku “Islam di Krimea”.
Acara ini diadakan secara hibrid dan dipandu oleh Emil Radhiansyah, merupakan kolaborasi antara Universitas Paramadina, PIEC, DKM Paramadina, Forum Alumni Australia – Indonesia Muslim Exchange Program, dan Rumah Produktif.
Menurut Tomak, kebebasan masyarakat Krimea tidak akan tercapai selama mereka masih dalam penjajahan di tanah Krimea. “Kita menginginkan perdamaian, tetapi tidak berarti kita akan menyerah untuk menerima pemerintahan diktator dari Rusia. Krimea harus dikembalikan ke negara Ukraina,” tambahnya.
Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin, juga hadir dalam forum ini. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan terima kasih atas penerbitan buku “Islam di Krimea”. “Buku ini bisa memberikan gambaran kehidupan muslim di Krimea yang membutuhkan dukungan dari masyarakat Indonesia,” kata Vasyl.
Sementara Yanuardi Syukur, penulis buku ini, menjelaskan bahwa buku tersebut menggambarkan sejarah perjuangan etnik Tatar Krimea. “Buku kedua akan membahas tentang revolusi martabat dan hal-hal lainnya,” janjinya.
Syekh Imam Murad menyoroti perkembangan Islam di Krimea sejak abad ke-10. “Dari perkembangan pemerintahan, agama resmi di Krimea adalah Islam.” Murad menambahkan bahwa pengaruh politik sangat berpengaruh di Krimea, terutama dalam penghancuran masjid dan deportasi massal masyarakat beragama Islam pada tahun 1944.
Dr. Maksym Yakovlyev dari National University of Kyiv-Mohyla Academy menegaskan bahwa Tatar Krimea adalah bagian dari Ukraina dan budaya Ukraina. “Acara ini menjadi ruang untuk saling mempelajari dan mengenal masing-masing negara, baik dari segi budaya, agama, masyarakat dan sebagainya.”
Dr. Aan Rukmana, Direktur Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC), mengatakan bahwa diskusi ini penting karena minimnya pembahasan mengenai Krimea di Indonesia. “Kita perlu mengoreksi data tentang Krimea agar sesuai dengan kondisi sebenarnya,” ujarnya.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi masyarakat Islam di Krimea dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Ukraina dalam mendukung perdamaian dan kebebasan di Krimea. (ipl/ted)