Gresik (pilar.id) – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, melakukan kunjungan berharga ke dua sentra tenun dan batik yang berlokasi di Kabupaten Gresik pada hari Senin (7/8/2023). Dalam kunjungannya, Arumi mengunjungi sentra batik Wedani Giri Nata dan Gajah Mungkur Gresik.
“Melalui proyek buku yang dicanangkan oleh Dekranasda, saya berkeinginan untuk berbagi informasi yang berharga. Saya memilih untuk menggambarkan salah satu ikon yang belum tersentuh dalam buku-buku sebelumnya,” ungkap Arumi.
Kunjungan Arumi ke sentra batik dan tenun di Kabupaten Gresik ini bertujuan utama untuk mendokumentasikan kekayaan wastra Jatim yang kaya akan ragam corak dan motif yang menarik.
Arumi menekankan bahwa salah satu upaya penting untuk menjaga keberlanjutan eksistensi seni tenun dan batik ini adalah dengan mengabadikannya dalam bentuk dokumentasi.
“Dokumentasi ini bertujuan agar jejak sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap terhubung,” tambahnya.
Lebih lanjut, Arumi menjelaskan bahwa dengan mengunjungi para pengrajin dan melihat langsung proses produksi, ia berhasil meraih banyak pengetahuan berharga dan memahami nilai-nilai yang tersembunyi dalam kain batik dan tenun. Memahami nilai sejarah, filosofi, serta makna dari setiap tenunan dan motif dapat memberikan nilai tambah yang tak ternilai bagi para penggemar dan pengguna wastra tradisional.
“Dalam kunjungan semacam ini, kita dapat merasakan pengalaman yang memungkinkan kita untuk memahami sejarah dan makna di balik setiap helai kain tenun, batik, atau songket,” lanjut Arumi.
Lebih jauh, Arumi menjelaskan bahwa buku tentang wastra Jatim tidak sekadar menyajikan informasi mengenai jenis-jenis kain tradisional, tetapi juga menggali nilai-nilai sejarah dan filosofi yang terkandung dalam berbagai corak dan motifnya. Jawa Timur, dengan keragaman budayanya seperti Mataraman, Arek, Tapal Kuda, Madura, dan Pendalungan, memiliki latar belakang budaya yang beragam.
“Konten buku ini tidak hanya merangkum tentang wastra itu sendiri, tetapi juga mengungkapkan filosofi dan sejarah yang membentuk setiap motif, baik pada kain batik maupun tenun,” terangnya.
Sebagai Ketua TP PKK Jatim, Arumi juga menyampaikan bahwa konten buku wastra Jatim ini akan mencakup materi dari beberapa Kabupaten Kota di Jawa Timur. Ia meyakini bahwa masih banyak daerah di Jatim yang memiliki tradisi tenun dan batik dengan karakteristik unik masing-masing.
“Kami akan memilih dua hingga tiga kabupaten kota yang secara khusus mampu mewakili kekhasan budaya ini,” imbuhnya.
Sebelum mengakhiri kunjungannya di Gresik, Arumi mengungkapkan harapannya agar warisan wastra Jatim yang kaya dan beragam ini dapat terus dilestarikan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat. Dengan adanya buku wastra ini, ia berharap masyarakat dapat lebih mengenal dan menghargai nilai-nilai budaya, sejarah, dan filosofi yang terkandung dalam setiap serat kain tenun dan batik.
“Tujuan kami bukan hanya untuk mengenakan wastra, tetapi juga untuk memahami dan menghargai nilai-nilai budaya dan sejarah di baliknya,” tutupnya. (tok/hdl)