Kupang (pilar.id) – Kebahagiaan terpancar dari wajah Nahor Boki, warga Dusun 3 Desa Kauniki, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, saat listrik PLN akhirnya menjangkau desanya.
Setelah bertahun-tahun hidup dalam kegelapan, ia dan keluarganya kini bersiap menyambut Natal dengan terang cahaya lampu.
“Kami sangat senang akhirnya listrik hadir di dusun kami. Seluruh warga sudah tidak sabar untuk memasang listrik di rumah masing-masing,” ungkap Nahor penuh semangat.
Kisah serupa juga dialami oleh warga di 14 dusun terpencil lainnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tersebar di Pulau Timor, Rote, Alor, dan Sabu.
Kehadiran listrik ini merupakan hasil kerja keras PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, yang telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan demi menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Infrastruktur Listrik Terbangun
PLN berhasil membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 38,97 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 96,03 kms, serta 19 gardu dengan kapasitas total 950 kilovolt ampere (kVA). Infrastruktur ini memungkinkan sekitar 2.000 keluarga menikmati listrik selama 24 jam penuh.
Penjabat Bupati Alor, Zeth Sony Libing, mengapresiasi langkah PLN yang mampu mengatasi medan sulit untuk mewujudkan mimpi masyarakat menikmati listrik. “Semoga kehadiran listrik membawa manfaat yang besar bagi masyarakat setempat,” ujarnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa penyediaan listrik di wilayah terpencil adalah wujud nyata dari keadilan energi.
“Listrik adalah kebutuhan primer. Melalui pembangunan ini, kami mendukung pemerintah dalam memastikan pemerataan listrik, yang juga merupakan implementasi sila kelima Pancasila,” tegasnya.
Hadirnya listrik tidak hanya mempermudah kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuka peluang baru di bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial bagi masyarakat setempat.
Cahaya Natal dan Masa Depan
General Manager PLN UIW NTT, F. Eko Sulistyono, berharap kehadiran listrik membuat perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 lebih bermakna.
“Listrik ini bukan hanya simbol terang, tetapi juga harapan, kesejahteraan, dan semangat untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Kini, malam yang sebelumnya gelap di pelosok NTT mulai diterangi lampu-lampu rumah penduduk. Natal kali ini menjadi istimewa, bukan sekadar tentang perayaan, tetapi juga awal kehidupan baru dengan cahaya listrik yang melambangkan kemajuan dan harapan. (mad/hdl)