Malang (pilar.id) – Bermula ketika bertemu seorang pelukis senior saat menghadiri sebuah acara di Surabaya, Apriliafiya Handayani seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diajak bergabung dalam sebuah acara pemecahan rekor muri melukis wajah selama 1 jam bersama 1000 pelukis pada tahun 2022.
Merasa memiliki keahlian dalam melukis wajah, ia pun tertarik dan menyanggupi tawaran tersebut dengan memilih melukis wajah Sandiaga Uno dan berhasil menjadi salah satu dari seribu pelukis lainnya yang mendapatkan penganugerahaan rekor Muri.
Memilih melukis wajah Sandiaga Uno, April nama panggilannya ini memiliki alasan tersendiri, yaitu karena acara ini merupakan ajang kreatif sama seperti jabatan yang sedang diduduki Sandiaga Uno yaitu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Harapanku lukisan wajah ini lulus kurasi dan diberikan oleh Sandiaga Uno dan bisa diapresiasi langusng oleh pak Sandiaga, serta dapat mendukung usaha saya,” harap perempuan asal Malang ini.
Dalam prosesnya, ia bercerita jika mulai mendaftar di tanggal 24 Oktober 2022, lalu memilih objek wajah untuk lukisannya sekitar 5 hari, baru di tanggal 31 Oktober 2022 ia mengikuti acara tersebut secara daring atau online melukis wajah tokoh dengan waktu 1 jam.
“Acara itu diadakan secara luring dan daring, luringnya bertempat di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta dan dibatasi hanya 200 peserta yang boleh hadir di tempat. Jadi saya milih secara daring, karena saat itu juga aku lagi Ujian Tengah Semester,” kenang mahasiswa jurusan Akuntansi UMM angkatan 2020 ini.
Selain itu, selama melukis ia sempat mengalami beberapa kendala, seperti harus menyamakan lukisan dengan foto aslinya dengan berkali-kali mengamati foto untuk mendapat detail gambarnya, serta saat memberi warna wajah yang harus memakai banyak warna agar tampilan wajah atau lukisan tampak seperti nyata.
“Untuk saat ini aku menggunkan skala, jadi kanvasnya aku kotak-kotakan dulu, untuk pewarnaan, orang awam bilang kulit itu hanya warna coklat, tapi bagi kami warna kulit justru semakin banyak pencampuran warnanya. Sebab itu tak semua pelukis, bisa menjadi pelukis wajah,” ungkapnya.
Mengenai kegemarannya dalam dunia melukis, perempuan 23 tahun ini bercerita kepada Pilar,id melalui sambungan telfon, jika dunia melukis sudah digelutinya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 3, saat itu ia cenderung pada aliran naturalis atau lebih banyak menggambar objek pemandangan, dari pada wajah.
“Waktu di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 2, aku mulai mencoba menggambar sketsa wajah, itu belum mewarnainya, tetapi seiring waktu aku terus kembangkan hingga bisa menjadi pelukis wajah sekarang,” ucap mahasiswa yang juga mendapat uang pembinaan dari Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia oleh Direktorat Pembelajaran Kemahasiswaan (Belmawa) di November 2022 lalu.
Atas prestasi yang diraihnya tersebut, perempuan asal Malang ini berkeinginan kedepannya bisa memecahkan rekor Muri sendiri dan mengembangkan hobinya hingga ke lingkup Internasional dengan membuat buat pameran-pameran Internasional. Meski jurusan yang tengah ia jalani saat ini dibidang akuntansi.
“Dalam akuntasi ini ada ilmu tentang kewiraushaan, jadi saya memilih jurusan akuntasi ini, agar lebih bisa mengatur perekonomian seni, baik pemasaran, pembuatan lukisan, dan banyak lainnya yang bisa saya terapkan untuk mempromosikan lukisan saya kedepan,” tutupnya. (jel/hdl)