Semarang (pilar.id) – Masjid Taqwa Sekayu, yang terletak di Kampung Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, adalah salah satu masjid bersejarah di Semarang.
Masjid ini didirikan pada 1413 Masehi oleh Kyai Kamal, seorang ulama asal Cirebon yang merupakan tokoh kepercayaan Sunan Gunung Jati.
Masjid ini awalnya bernama Masjid Pekayuan, sebelum akhirnya menjadi Masjid Besar Semarang pada 1666, saat pusat pemerintahan Kabupaten Semarang berpindah dari Gabahan ke Sekayu.
Sejarah dan Peran Strategis Masjid Sekayu
Sejak awal berdirinya, Masjid Sekayu memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di pesisir utara Jawa. Saat pembangunan Masjid Agung Demak pada 1420, Kyai Kamal turut menyuplai jati wungu, kayu jati unggulan dari Surakarta, Wonogiri, dan Ungaran, yang dikirim melalui Kali Semarang.
Seiring waktu, kawasan penampungan kayu ini berkembang menjadi Kampung Sekayu, yang berarti pusat kayu.
Pada masa itu, Sunan Gunung Jati juga membentuk sistem pertahanan di sepanjang pesisir utara Jawa. Ia menugaskan santrinya, Kyai Kamal, untuk bermukim di Semarang, yang dianggap strategis karena dekat dengan pelabuhan perdagangan Tanjung Emas.
Semarang menjadi titik tengah antara Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Perak (Surabaya) serta berfungsi sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan pertahanan Islam.
Arsitektur dan Renovasi Masjid Sekayu
Awalnya, Masjid Sekayu dibangun dengan material sederhana seperti atap dari rumbia, tiang utama dari bambu, dan lantai dari tanah yang ditutupi tikar mendong.
Seiring waktu, masjid ini mengalami enam kali renovasi:
- Renovasi pertama hingga ketiga tidak terdokumentasi.
- Renovasi keempat (1814) – Penggunaan dinding papan, tiang kayu, dan atap genteng tanah liat.
- Renovasi kelima (1987) – Nama masjid berubah dari Masjid Pekayuan menjadi Masjid Sekayu, serta perbaikan dinding dengan batu merah.
- Renovasi keenam (2006-2009) – Masjid direnovasi total dengan struktur modern, namun tetap mempertahankan beberapa bagian aslinya.
Meskipun telah mengalami banyak perubahan, beberapa elemen asli tetap dipertahankan, seperti:
- Empat pilar kayu jati di tengah masjid yang diyakini merupakan hadiah dari Raja Bintoro Demak, Raden Patah.
- Menara masjid yang berdiri kokoh di luar bangunan utama.
- Atap tumpang tiga, mirip dengan Masjid Agung Demak, sebagai bukti akulturasi arsitektur Hindu-Islam.
Ukuran dan Struktur Masjid Sekayu
- Luas bangunan: 174 meter persegi
- Luas tanah: 349 meter persegi
- Pintu masuk: Pintu panel kayu dengan dua jendela kayu di sampingnya
- Lubang angin: Berbentuk motif bunga dari batu, kemungkinan ditambahkan saat renovasi
Bagian luar masjid yang sebelumnya berupa gebyok kayu dan atap rumbia, kini telah diganti dengan tembok bata berstruktur beton bertulang. Lantai juga telah ditinggikan dan pintu masuk menjadi bertrap.
Akses Menuju Masjid Sekayu
Masjid ini terletak di kawasan Jalan Pemuda Semarang, dekat Mall Paragon. Untuk mencapai lokasi:
- Masuk melalui Jalan Sekayu, sekitar 200 meter dari jalan utama.
- Masjid berada di dalam gang kecil, di sebelah kanan jalan.
- Akses jalan sempit (sekitar dua meter), tidak bisa dilewati mobil.
Meski berada di pusat kota, masjid ini tersembunyi di antara permukiman padat penduduk dan pepohonan rindang. Namun, menara tinggi yang megah tetap menjadi penanda keberadaan Masjid Sekayu.
Masjid Taqwa Sekayu bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga saksi sejarah perkembangan Islam di Semarang. Dengan usia lebih dari 600 tahun, masjid ini telah mengalami berbagai perubahan, namun tetap mempertahankan nilai budaya dan arsitektur aslinya. Masjid ini menjadi bukti kuatnya pengaruh Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Nusantara. (usm/hdl)