Jakarta (pilar.id) – Saham sektor asuransi umum dinilai memiliki valuasi menarik untuk dilirik oleh investor. Salah satu yang menjadi sorotan adalah saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), anak usaha dari PT Pertamina (Persero).
Sebagai salah satu emiten saham asuransi umum yang terdaftar sejak 2018, TUGU dikenal memiliki likuiditas perdagangan yang baik di pasar sekunder, serta valuasi atraktif.
Analis Phillip Sekuritas, Edo Ardiansyah, mengungkapkan bahwa saham asuransi umum di pasar sekunder cenderung memiliki likuiditas rendah, namun saham TUGU menjadi pengecualian.
“Kapitalisasi pasar TUGU memang masuk kategori small to mid cap, tetapi likuiditasnya cukup memungkinkan bagi pengelola dana untuk masuk dan berinvestasi,” ujarnya.
Edo menyoroti valuasi saham TUGU yang masih rendah dengan rasio Price to Book Value (PBV) berada di angka 0,4 kali. “Rasio ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata PBV industri asuransi umum yang berada di 0,8–1,0 kali, atau sektor perbankan yang mencapai 2 kali. Potensi upside-nya masih sangat terbuka,” jelas Edo.
Selain valuasi menarik, TUGU juga secara konsisten membagikan dividen dengan payout ratio sebesar 40 persen dalam tiga tahun terakhir. “Yield dividen TUGU relatif lebih menarik dibandingkan rata-rata di pasar, sehingga menjadikannya undervalued,” tambah Edo.
Kinerja keuangan TUGU diprediksi tetap solid di tahun 2025. Dengan rekam jejak selama 43 tahun, TUGU mengandalkan bisnis captive dan non-captive, yang keduanya berpotensi terus tumbuh.
“Manajemen risiko TUGU juga terbukti kuat. Combined Operating Ratio (COR) mereka sudah di bawah 90 persen, menunjukkan efisiensi yang diapresiasi pasar,” kata Edo.
Rasio profitabilitas seperti Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) diperkirakan meningkat pada 2025, memperkuat kepercayaan investor terhadap fundamental TUGU.
Meski harga saham TUGU cenderung bergerak sideways belakangan ini, Edo memperkirakan adanya potensi dorongan positif dari momentum window dressing, yang biasa terjadi di akhir tahun.
“Dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencatat return positif di bulan Desember dengan peluang 90 persen. Saham-saham undervalued seperti TUGU berpotensi mendapat sentimen positif dari fenomena ini,” ujarnya. (mad/hdl)