Jakarta (pilar.id) – Kabar yang menyebut jika Partai Demokrat selalu mematok Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres atau cawapres sebagai syarat berkoalisi jelas tidak benar. Sebaliknya, pembahasan capres dan cawapres itu dilakukan justru setelah koalisi terbentuk.
Hal ini disampaikan Koordinator Juru Bicara Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/7/2022). Katanya, ketika bertemu ketua umum partai-partai politik lainnya, AHY selalu mengedepankan pembahasan tentang visi, misi, dan platform koalisi.
Disebutkan, AHY juga akan mencari keberadaan ikatan hubungan yang baik dan kesamaan pandangan dengan partai-partai politik lain agar mereka dapat bersama-sama memperjuangkan perubahan dan perbaikan nasib rakyat.
Sosok AHY dalam survey memang belum menunjukkan elektabilitas yang bertaji. Survey Polmatrix Indonesia misalnya, masih mendudukkan AHY dibawah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Nama AHY hanya masuk dalam klaster di bawah tiga besar, bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Mei 2022 lalu, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menyebutkan jika AHY tidak merasa sedang dalam posisi kesulitan, apalagi mengalami hambatan mengomunikasikan kepentingan pada tahun 2024.
“Mas AHY tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan. Sambil terus-menerus melakukan dialog dengan rakyat, AHY juga berupaya berkomunikasi bersama penentu-penentu kebijakan di sejumlah partai politik. Mas AHY senantiasa berikhtiar dan mengikhtiarkan diri hingga batas akhir, last minute,” kata Syahrial. (din)