Surabaya (pilar.id) – Hari beranjak senja. Tetapi titik penjualan hewan kurban di Jl MERR, tak jauh dari bangunan Universitas Terbuka Surabaya, malah makin ramai pembeli. Mereka berdatangan dari beberapa tempat, baik dari dalam ataupun luar Kota Surabaya.
Di antara mereka nampak pedagang minuman hangat yang dipajang di atas motor, hingga pedagang mainan anak yang memarkir sepeda di depan sebuah lapak.
Sayup terdengar transaksi, nego harga kambing, domba, atau sapi. Para pembeli itu ada yang datang dari lembaga swasta, takmir masjid kampung atau perumahan. “Tidak boleh kurang?” tanya pembeli.
Si penjaga lapak menggeleng tak perduli. Mungkin ia berpikir, Idul Adha masih hari Senin, 17 Juni 2024. Masih ada hari Minggu untuk menjajaki peluang.
Namun di beberapa sudut lapak yang berjajar panjang, sejumlah transaksi sudah dikunci. Ada domba premium yang dinego dengan banderol Rp 2,4 juta hingga Rp 2,8 juta, ada sapi gemuk yang langsung diangkut dengan pickup setelah pembeli membayar sekitar Rp 20 juta. “Lari, laris,” kata si pedagang dengan logat Madura yang kental.
Hari makin gelap beranjak waktu Isya. Empat mobil pickup berangkat membawa sapi dan kambing. Ada yang berangkat ke Surabaya Selatan, ada yang khusus diambil untuk penyembelihan di halaman masjid dekat sebuah perguruan tinggi di Surabaya Timur.
Mereka yang sempat membantu menaikkan sapi dan kambing mendekati pemilik lapak, lalu menerima uang lelah beberapa lembar Rp 5000-an. Semua tersenyum senang, menikmat rezeki yang terus berdatangan jelang Idhul Qurban. (hdl)